Penanganan Corona
Ambulans Kewalahan, IGD Penuh, Kasus Covid-19 Di Kota Semarang Tembus 2.000
Data dari siagacorona.semarangkota.go.id pada Jumat (25/6/2021) kasus positif covid-19 tembus di angka 2.000 penderita
TRIBUNJATENG.COM - Kota Semarang masih berstatus zona merah penyebaran covid-19.
Data dari siagacorona.semarangkota.go.id pada Jumat (25/6/2021) kasus positif covid-19 tembus di angka 2.000 penderita.
Terdapat 2.158 pasien terkonfirmasi Covid-19 yang dirawat.
Rinciannya 1.518 pasien dari Semarang dan 640 pasien dari luar Semarang.
"Sekarang ini kasus di Kota Semarang naik. Dibandingkan episode 2020 atau bulan November Desember lebih tinggi sekarang. Kecepatan penularannya luar biasa. Terutama dari klaster keluarga," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam kepada wartawan, Jumat (25/6/2021).
Seiring meningkatnya kasus Covid-19 ini, tingkat keterisian tempat tidur isolasi atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Kota Semarang juga merangkak hingga lebih dari 92 persen.
Sejumlah rumah sakit di ibu kota Jawa Tengah itu pun penuh karena jumlah pasien Covid-19 yang membeludak.
"Rumah sakit secara umum sudah 92 persen ke atas. Cari rumah sakit juga sudah susah," ujarnya.
Tak hanya itu, jumlah pasien Covid-19 yang terus bertambah juga berdampak pada ketersediaan fasilitas mobil ambulans.
Mobil ambulans milik Pemerintah Kota Semarang kerapkali mengalami overload untuk antar jemput pasien atau jenazah.
"Sekarang kan yang terpapar banyak sekali teman-teman puskesmas, ambulans hebat dan siaga sudah overload. Kita kan enggak bisa kencang ya. Karena kita lari vaksinasi, tracing, tata laksana. Harus bagi agar temen temen tetap sehat dan pelayanan tidak terganggu," ujarnya.
Hakam menyebut fasilitas ambulans milik Pemkot Semarang yang tersedia saat ini ada sebanyak 7 unit Ambulans Hebat dan 8 unit Ambulans Sehat
"Teman-teman ambulan juga enggak bisa apa-apa, hanya ke TKP kasih oksigen, kasih obat habis itu harus kembali karena engga bisa masuk rumah sakit. Mau keliling ke mana full semua karena banyak yang antre di IGD," ucapnya.
Hakam pun meminta masyarakat untuk bersabar dan memahami kondisi yang sedang terjadi sekarang.
"Ya mohon maaf karena overload luar biasa. Sekali lagi banyak sekali yang belum bisa, dan tidak bisa sakdek saknyet (seketika)," katanya.
Melihat kondisi ini, Hakam berharap masyarakat lebih disiplin protokol kesehatan untuk menekan penyebaran Covid-19.
"Disiplin prokes adalah satu-satu jalan untuk memutus persebaran Covid-19," pungkasnya.
Hendi Kembali Buka Tempat Karantina Terpusat di Kota Semarang
Mengupayakan penanganan kasus COVID-19 di Kota Semarang yang terus meningkat, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, terus berupaya menambah ketersediaan tempat tidur karantina di wilayah Ibu Kota Jawa Tengah.
Kali ini, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu pun meresmikan tempat karantina terpusat Miracle Healing Center (MHC) dengan kapasitas 100 tempat tidur, Jumat (25/6).
Adapun MHC sendiri yang berlokasi di kawasan Marina tersebut merupakan bantuan dari Yayasan Mentari Harapan Bangsa yang menghibahkan pengelolaannya sementara untuk bisa digunakan sebagai tempat karantina.
Untuk itu Hendi pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada Yayasan Mentari Harapan Bangsa, karena telah berkontribusi membantu penangananan COVID-19 di Kota Semarang, yang beberapa minggu terakhir terus meningkat.
"Terima kasih Saya ucapkan kepada Yayasan Mentari Harapan Bangsa. Ini bisa menambah amunisi ketersediaan tempat tidur di Kota Semarang buat kawan-kawan yang saat ini menderita Covid-19," ujar Hendi singkat.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan bagi warga yang membutuhkan karantina terpusat bisa dengan mendaftar terlebih dulu melalui Puskesmas, kemudian setelah itu Puskesmas akan merekomendasikan.
Saat ini untuk mendaftar di rumah karantina MHC juga tersedia hotline di nomor 0811-2707-702.
Lebih lanjut Hendi menuturkan pihaknya saat ini terus menambah pusat-pusat karantina bagi warga terkonfirmasi Covid-19.
"Saya rasa tambahan-tambahan tempat karantina ini sangat perlu. Kami juga perintahkan Camat dan Lurah untuk menyediakan tempat-tempat karantina di wilayah masing-masing," tuturnya.
Hendi kembali mengingatkan jika kasus Covid-19 di Kota Semarang masih tinggi. Untuk itu, dirinya menghimbau warga Kota Semarang untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat dan mengurangi mobilitas.
Dirinya tidak melarang warga yang hendak keluar rumah, tetapi seperlunya saja dan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Per hari ini masih tinggi di angka 2.035.
Saya berharap masyarakat bisa menjaga diri dengan baik, dengan mengurangi mobilitas, keluar rumah seperlunya saja.
Kalau mau kerja ya kerja saja tetapi selalu terapkan protokol kesehatan, kemudian pulang.
Kemudian kalau mau beraktifitas lain silakan, tetapi prokes tetap dijaga kemudian langsung pulang," ujar Hendi.
Hendi berharap seluruh warga bersama-sama berupaya agar kasus Covid segera turun.
"Kita harus sama-sama menjaga supaya sebaran Covid ini tidak kemudian meluas dan mudah-mudahan angkanya akan semakin turun," pungkas Hendi.(*)