Berita Regional
Ditolak 11 Rumah Sakit, Seorang Pasien Covid-19 Meninggal di Rumah, Jenazah Diangkut dengan Gerobak
Seorang pasien covid-19 meninggal dunia di rumah setelah sebelumnya sempat ditolak 11 rumah sakit karena penuh. Warga Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Seorang pasien covid-19 meninggal dunia di rumah setelah sebelumnya sempat ditolak 11 rumah sakit karena penuh.
Warga Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat, tersebut meninggal dunia di rumahnya, setelah satu hari menjalani isolasi mandiri Covid-19, Jumat (25/6/2021) malam.
Dikutip dari tayangan Kompas TV, Sabtu (26/2021), menurut pengakuan keluarga, korban tidak sempat mendapat perawatan medis karena seluruh rumah sakit dalam keadaan penuh.
Baca juga: Video RSUD Kartini Jepara Krisis Oksigen Efek Pasien Covid-19 Bertambah
Baca juga: Listrik Mati Penyebab Oksigen Medis di Jateng Sempat Menipis Menurut Menkes Budi Gunadi
Baca juga: Delta, Kehadiranmu Sungguh Terlalu
Baca juga: Gara-gara Menahan Pria Mengamuk di Rumah Sakit, 2 Satpam Terpapar Covid-19
Hal ini disampaikan oleh Komandan Tim Pemulasaran Posko Monas, Ipda Nur Yasin, yang saat itu usai melakukan penjemputan jenazah.
Yasin mengatakan, jenazah tersebut merupakan pasien Covid-19 yang meninggal saat sedang menjalani isoman di rumahnya.
Dikabarkan, korban berusia 58 tahun ini meninggal dunia di dalam kamar.
Yasin mengatakan, korban sebelumnya telah terpapar virus Covid-19 sejak empat sampai lima hari yang lalu.
Namun, baru sehari melakukan isoman, korban telah dinyatakan meninggal dunia.
“(Jenazah tersebut merupakan pasien) Covid-19, yang telah dialami sejak empat sampai lima hari yang lalu.”
“Kemudian dibawa ke rumah sakit, tapi penuh. Dari pengakuan keluarga, pasien ini sebelumnya telah ditolak 11 rumah sakit, akhirnya dirawat di rumah dan tadi meninggal,” ungkap Yasin.
Dalam penjemputan, lokasi rumah korban yang berada di tengah permukiman padat penduduk sempat menyulitkan petugas.
Petugas lantas membawa peti jenazah menggunakan gerobak dan melewati gang sempit.
Peti jenazah akhirnya dibawa menggunakan gerobak dan menyusuri gang agar bisa mencapai mobil jenazah.
Proses evakuasi jenazah dilakukan dengan protokol kesehatan ketat menggunakan peti mati yang dibungkus lakban plastik.
Selanjutnya, jenazah dibawa ke Pemakaman Rorotan, Jakarta Utara.
Untuk diketahui, tidak hanya rumah sakit yang penuh, tempat isolasi terpusat di Wisma Atlet juga dikabarkan penuh.
Keterisian Tempat Tidur di Wisma Atlet Sudah 90,22 Persen
Komandan Lapangan RS Darurat COVID-19, Letkol Laut Muhammad Arifin, melaporkan saat ini tingkat keterisian tempat tidur di RSDC Wisma Atlet Kemayoran telah mencapai 90,22 persen, Kamis (24/6/2021) pagi.
Hal ini karena pasien Covid-19 di wilayah DKI Jakarta masih terus berdatangan.
Dikutip dari Tribunnews.com, Sabtu (26/6/2021), kapasitas tempat tidur yang tersisa sekitar 9,78 persen.
Muhammad Arifin berharap pasien yang sembuh banyak.
Sehingga, mereka dapat bergantian menggunakan tempat tidur.
"Saat ini 90 persen keterisian tempat tidur di RSDC, sehingga tersisa 9,78 persen."
"Mudah-mudahan hari ini banyak pasien yang keluar untuk gantian yang mau masuk yang baru," ujar Arifin dalam siaran virtual, Rabu (23/6/2021).
Untuk itu, pihaknya mengatur arus masuk pasien dengan kategori tertentu.
Dimana hanya pasien bergejala ringan dengan kormorbid dan pasien bergejala sedang yang bisa diterima di RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
"Untuk pasien-pasien yang ringan tanpa gejala atau OTG, tidak bisa tertampung di RS darurat ini," kata Arifin.
Sementara pasien tanpa gejala atau OTG diarahkan pemerintah ke rusun Nagrak, Cilincing.
"Kemarin sore sudah dibuka di Rusun Nagrak dan sudah menerima pasien. Pasien saat ini ada 121 pasien," jelas Letkol Arifin.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sempat Ditolak 11 Rumah Sakit, Warga Kemayoran Meninggal setelah Sehari Isoman karena Positif Covid