Cara Pemkot Semarang Tangani Covid, Sulap Balai Kelurahan, Sanggar PKK, dan PAUD Jadi Tempat Isolasi
Kebutuhan makan pasien yang isolasi dipenuhi dari program Jogo Tonggo dari masing-masing RT dan RW serta lumbung kelurahan
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: galih pujo asmoro
Dengan demikian, totalnya bisa menampung 30 pasien Covid-19 dari warga Meteseh.
Dengan adanya rumah isolasi tersebut, nantinya warga yang tidak memiliki tempat untuk isolasi mandiri dapat menjalani perawatan di balai kelurahan.
Hal itu dianggap lebih efektif untuk memudahkan tenaga kesehatan khususnya dari Puskesmas Rowosari untuk melakukan perawatan di satu titik lokasi.
“Selama ini tenaga kesehatan kami jumlahnya terbatas dan bekerja secara door to door untuk memantau dan membagikan obat serta vitamin bagi pasien Covid yang melaksanakan isolasi mandiri,” ujar Hendi.
Oleh karena itu, bila di suatu kawasan seperti tingkat kelurahan dapat terkonsentrasi di satu titik, hal itu akan mempercepat dan memudahkan kinerja para tenaga medis.
Dalam dua pekan terakhir Hendi mendorong jajarannya bekerja sama dengan sejumlah pihak swasta agar membuka rumah-rumah isolasi untuk mengurangi angka bed occupancy rate (BOR) rumah sakit di Kota Semarang.
Tercatat 490 tempat tidur untuk pasien gejala ringan dibuka di sejumlah titik, seperti di Balai Diklat Kota Semarang, asrama mahasiswa UIN Walisongo, Miracle Healing Center di Marina dan Gedung Laboratorium Kesehatan Masyarakat milik UNIMUS di Wonolopo, Mijen.
Hendi juga telah meresmikan Rumah Sakit Darurat Covid di Kedungmundu dengan kapasitas 106 tempat tidur dan 12 ICU untuk pasien yang bergejala berat.
Terpisah, sanggar PKK dan PAUD di Kelurahan Lamper Kidul, Kecamatan Semarang Selatan, juga disulap menjadi rumah isolasi bagi pasien Covid-19.
Pihak kelurahan, LPMK, RT, dan RW bergotong royong untuk menyiapkan rumah isolasi tersebut. Rencananya, rumah isolasi sudah dapat digunakan mulai Rabu (30/6) hari ini.
Lurah Lamper Kidul, Marjuki mengatakan, persiapan sudah mencapai 90 persen. Pihaknya bekerja sama dengan Puskesmas Lamper Tengah.
Nantinya, puskesmas yang memberikan rekomendasi apakah pasien yang bersangkutan dirawat di tempat karantina terpusat atau di rumah isolasi kelurahan.
Pihaknya berupaya membuat masyarakat nyaman saat menjalani isolasi di kelurahan.
Berbagai fasilitas disediakan antara lain tempat tidur, kamar mandi, TV, hingga mobil ambulans.
Hanya saja, peralatan pribadi harus membawa sendiri semisal bantal, selimut, seprei, dan alat makan.