Cara Pemkot Semarang Tangani Covid, Sulap Balai Kelurahan, Sanggar PKK, dan PAUD Jadi Tempat Isolasi
Kebutuhan makan pasien yang isolasi dipenuhi dari program Jogo Tonggo dari masing-masing RT dan RW serta lumbung kelurahan
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: galih pujo asmoro
"Tempat tidur akan kami isi 10. Namun, sementara baru ada lima. Nanti sore (kemarin, red) bisa terpenuhi.
Warga dan seluruh elemen saling bahu membahu," ujar Marjuki, Selasa (29/6).
Sementara kebutuhan makan pasien yang isolasi dipenuhi dari program Jogo Tonggo dari masing-masing RT dan RW.
Lumbung pangan kelurahan juga akan turut menyediakan makanan. Marjuki menyebutkan, lumbung pangan kelurahan masih memiliki dana Rp 4 juta.
Dana tersebut bisa digunakan untuk membeli sembako.
"Kami juga menyiapkan tim pengawasan yang terdiri dari LPMK dan Karang Taruna. Alat pelindung diri juga telah disiapkan," imbuhnya.
Menurutnya, rumah isolasi sangat diperlukan untuk berjaga-jaga apabila ada warga yang membutuhkan tempat isolasi serta meringankan beban pemerintah dalam penyediaan tempat karantina.
Apalagi, kasus Covid-19 di Lamper Kidul saat ini sebanyak 52 kasus dengan kasus terbanyak berada di RW 1.
Sementara Ketua LPMK Kelurahan Lamper Kidul, Ani Kusrini menambahkan rumah isolasi di Sanggar PKK dan PAUD tersebut rencananya diperuntukkan bagi pasien perempuan. Sedangkan untuk pasien laki-laki, dia sedang mempersiapkan tempat isolasi di rumah dinas lurah.
"Nanti ada yang berjaga 24 jam.
Di sini khusus perempuan.
Kami baru akan persiapkan yang laki-laki di rumah dinas. Ini baru akan bersih-bersih," paparnya. (eyf)