Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

8 Orang Meninggal Dalam Sehari di Semarang Gara-gara Terpapar Corona, Ini Saran Dokter Saat Evakuasi

Di tengah kondisi kasus Covid-19 yang terus melonjak, angkat kematian penderita Covid-19 juga semakin tinggi.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: galih permadi
Ist./Polsek Semarang Selatan
Seorang tunawisma ditemukan meninggal dunia di jalan veteran. Setelah pengetesan kesehatan hasilnya positif. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Di tengah kondisi kasus Covid-19 yang terus melonjak, angkat kematian penderita Covid-19 juga semakin tinggi.

Tak heran beberapa hari terakhir marak terjadi kematian para penderita Covid-19 baik di pinggir jalan, pasar, maupun di rumah saat menjalani isolasi mandiri (Isman).

Data dihimpun Tribunjateng.com, sejak Sabtu (26/6/2021) hingga Selasa (29/6/2021) terdapat 10 orang meninggal dunia lantaran Covid-19 di luar rumah sakit atau tanpa penanganan medis. 

Baca juga: Marak Ditemukan Gelandangan Meninggal Dunia Terpapar Covid-19 di Semarang, Ini Kata Hakam

Para korban tersebut meninggal di Pasar satu orang, di rumah saat isolasi mandiri enam orang, di hotel dua orang, di pinggir jalan satu orang.

Rincian, gelandangan pasar Peterongan biasa dipanggil Yanus (70) tanpa identitas ditemukan meninggal dunia di lantai 2 pasar tersebut, Semarang Selatan, Sabtu (26/6/2021).

Delapan korban meninggal dunia lantaran Covid-19 pada hari Minggu  (27/6/2021).

1. Rukan Efendi (55) warga Krapyak, Semarang Barat, meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri di rumahnya.

2. Sugiyanto (67) warga Jalan Condrokusumo, Bongsari, Semarang Barat, ditemukan meninggal dunia di rumahnya. Hasil swab positif Covid-19.

3. Tuna wisma tanpa identitas meninggal dunia di jalan Veteran, Semarang Selatan. Positif Covid-19.

4. Haerudin (30) warga Subang, Jawa Barat, ditemukan tewas saat berada di Hotel Singosari, Semarang Selatan dalam kondisi positif Covid-19.

5. Pria berinisial S warga Bandarharjo meninggal positif Covid-19 di Hotel Jalan Bandarharjo, Semarang Utara. Korban meninggal saat isolasi mandiri.

6. Orang meninggal dunia di Depok, Kembangsari, Semarang Tengah. Meninggal saat menjalani isolasi mandiri.

7. Ditemukan orang meninggal dunia di Sendang Indah Barat, Muktiharjo Lor, Genuk dalam kondisi covid-19.

8. Warga Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Sardjono AS, ditemukan meninggal dunia di kamar kos di Kelurahan Gayamsari, Gayamsari, Kota Semarang, dengan positif Covid-19.

Selanjutnya,Rizal Goenadi (77)  ditemukan tewas di belakang pos jaga palang pintu rel kereta api (KA)  Jalan Madukoro Raya, Semarang Barat, Kota Semarang, Selasa (29/6/2021) sekira pukul 10.00 WIB.

Korban diketahui warga Lamper Lor, Semarang Selatan. Korban meninggal positif covid-19 pada Selasa (29/6/2021).

Bahkan, merujuk data tersebut, angka kematian Covid-19 paling tinggi terjadi pada Minggu (27/6/2021), yang mana di hari itu ada 8 orang meninggal dunia.

Menanggapi hal itu Ketua Kelompok Staf Medis Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUP dr.Kariadi Semarang, dr. Raden Panji Uva Utomo, MH., Sp. KF mengatakan, warga tak perlu panik  menghadapi jenazah Covid-19, hanya saja butuh kehati-hatian.

Prinsipnya penanangan orang meninggal dengan Covid-19 harus dilengkapi beberapa pengaman. 

Pasalnya virus Covid-19 menular melalui reseptor penerima virus seperti mulut, hidung, dan mata. 

"Maka daerah-daerah itu diamankan.

Mulut dengan masker, mata dengan kacamata atau face shield. 

Tubuh tidak perlu hazmat, cukup dengan gaun dapur atau jas hujan," katanya kepada Tribunjateng.com, Rabu (30/6/2021).

Dia menyebut, jenazah pasien Covid-19 yang baru meninggal memang masih berpotensi menularkan virus. 

Tentu jenazahnya tak menularkan melainkan virus yang masih di tubuh.

Jenazah tak menularkan melainkan virus yang masih di tubuh.

Atau virus masih menempel di benda-benda yang berada di sekitar korban. 

"Keluarga atau orang hendak mendekat ke korban cukup mengamankan diri dari kemungkinan dari masuknya virus ke tubuh melalui reseptor tersebut," katanya. 

Dia pun meminta kepada masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19 dengan kasus yang terus melonjak agar berhati-hati.

Ada dua cara penularan virus Covid-19 baik langsung maupun tidak langsung. 

Penularan langsung ketika bertatap muka dengan penderita Covid-19.

Penularan tak langsung yaitu ketika virus menempel dulu di suatu benda atau barang sehingga ketika memegang benda tersebut dapat menular. 

"Prinsipnya jangan lupa 5 M, jaga pola makan, jangan lupa gembira," ungkapnya.

Sementara itu, menurut relawan spesialis Pertolongan Pertama (PP) PMI Kota Semarang, Endang Puji Astuti, ketika masyakarat dihadapkan kejadian tersebut hendaknya melakukan pertolongan pertama.

Namun berhubung saat ini dalam kondisi pandemi Covid-19 pertolongan pertama yang dilakukan bukan secara medis melainkan reaksi cepat menghubungi pihak terkait seperti Ambulance Hebat, Kepolisian, atau unsur terkait lainnya.

Lebih lanjut, sebelum pandemi mungkin ada warga yang merasa memiliki kemampuan pertolongan pertama bisa memberikan pertolongan yang yang memungkinkan risiko meninggal dapat dicegah.

Akan tetapi selama masa pandemi hal itu tidak bisa dilakukan sehingga langkah paling tepat adalah segera menghubungi petugas medis yang memiliki alat  perlindungan diri (APD).

"Perlindungan pribadi juga lebih penting karena kita tidak tahu para korban yang meninggal mendadak tersebut apakah tertular Covid-19 atau tidak," paparnya. 

 (Iwn)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved