Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Yogyakarta

Kala Layanan Kesehatan Hadapi Kondisi Krisis Akibat Lonjakan Kasus Covid-19

Kasus infeksi covid-19 di Indonesia terus mencatatkan rekor penambahan harian, termasuk jumlah kematian yang terus meningkat

TribunJateng.com/Dina Indriani
Pelanggan usai membeli mengisi ulang tabung oksigen di Toko Alkes Arta Sindo Batang, Kamis (1/7/2021) 

Kekurangan oksigen

Sebelumnya, RSUP Dr Sardjito telah melaporkan kekurangan oksigen. Laporan mengenai kekosongan oksigen dan permohonan dukungan itu dikirim Direktur Utama RSUP Sardjito, Rukmono Siswishanto, kepada Menteri Kesehatan, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Gubernur DIY, dan para pihak lain terkait pada Sabtu (3/6) pagi.

Dalam surat nomor SR.04.01/XI.4/26715/2021 itu Rukmono menyebutkan, menipisnya pasokan oksigen karena meningkatnya kasus covid-19 yang ditangani.

”Direktur RSUP Dr Sardjito telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mendapatkan pasokan oksigen dan penyedia ataupun tempat lain, tetapi sampai saat ini masih mengalami kendala dan pasokan oksigen, diperkirakan paling cepat akan datang pada Minggu tanggal 4 Juli 2021 pukul 12.00,” tulis Rukmono.

Padahal, tambah Rukmono, persediaan oksigen sentral di RSUP Dr Sardjito akan mengalami penurunan pada Sabtu (3/6) pukul 16.00, dan persediaan akan habis pada pukul 18.00, sehingga berisiko terhadap keselamatan pasien yang dirawat, baik pasien covid-19 maupun non-covid-19. Rukmono juga menjelaskan, pihaknya sudah berupaya mengantisipasi maksimal dan melakukan penghematan seoptimal mungkin.

Adapun, Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengakui, ketersediaan oksigen untuk pasien covid-19 di Indonesia mulai terbatas, karena lonjakan pasien covid-19 di berbagai RS.

Menurut dia, kebanyakan pasien covid-19 yang datang ke RS berada dalam kondisi bergejala berat-kritis, sehingga membutuhkan oksigen untuk perawatan.

"Terbatas ketersediaannya (oksigen-Red), ini karena kebutuhan yang sangat melonjak untuk pasien covid-19," ucapnya, saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (4/7).

Ia menyampaikan, kebutuhan oksigen medis di Indonesia mengalami kenaikan lebih dari enam kali lipat dari biasanya. Dalam keadaan pandemi sebelum lonjakan, kebutuhan oksigen medis di Indonesia berkisar di angka 400 ton/hari. Kini, kebutuhan oksigen medis mencapai 2.500 ton/hari.

"Dari 400 ton (oksigen-Red) per hari menjadi 2.500 ton/hari. Jadi kami minta industri gas dapat meningkatkan produksi oksigen medis dibandingkan penyediaan gas untuk industri. Kami juga sudah meminta kran impor tabung oksigen ditambah," tandasnya.

Nadia memastikan, pemerintah terus mengupayakan dan memonitor ketersediaan oksigen, menyusul adanya laporan dari sejumlah RS terkait dengan stok oksigen. "Kami mengupayakan dan monitor ketersediaaan (oksigen-Red)," ujarnya.

Meski demikian, ia menyebut, ketersediaan pasokan oksigen masih mencukupi, walau pun hal itu tetap harus diwaspadai, mengingat jumlah pasien covid-19 yang meningkat. Selain itu, oksigen juga tidak hanya diberikan kepada pasien covid-19.

"Sampai saat ini mencukupi, tapi kita harus tetap waspada, karena jumlah pasien yang harus ditangani tidak bisa kita prediksi," tukasnya.

Nadia meminta masyarakat untuk tidak menyetok oksigen di rumah, sehingga tidak menimbulkan kelangkaan di lapangan. Ia juga meminta masyarakat tetap disiplin pada protokol kesehatan, agar laju kasus covid-19 dapat ditekan.

Dia menambahkan, kenaikan pasien covid-19 di RS terlihat di daerah-daerah yang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, terutama di Jabodetabek, Jabar, dan Jateng.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved