Berita Nasional

Bacakan Pledoi, Edhy Prabowo Ungkap Jasa Prabowo: Beliaulah yang Menyelamatkan Saya

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo membacakan nota pembelaan atau pleidoi pada Jumat (9/7/2021) malam, di Pengadilan Tindak Pidana Kor

Editor: m nur huda
Tribunnews/Irwan Rismawan
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kiri) didampingi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo keluar dari dalam kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019) sore. Sesuai rencana, Presiden Joko Widodo memperkenalkan jajaran kabinet barunya kepada publik mulai hari ini usai Jokowi dilantik pada Minggu (20/10/2019) kemarin untuk masa jabatan periode 2019-2024 bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Tribunnews/Irwan Rismawan 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo membacakan nota pembelaan atau pleidoi pada Jumat (9/7/2021) malam, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta.

Dalam pleidoinya, eks politikus Partai Gerindra itu mengisahkan perjalanan hidupnya. Termasuk bagaimana ia bertemu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

"Sebelum saya menyampaikan nota pembelaan lebih jauh, izinkan saya bercerita singkat tentang perjalanan hidup saya sebelum akhirnya saya berada di sini (kursi pesakitan)," ucap Edhy.

Terdakwa kasus suap izin ekspor benih lobster tahun 2020, Edhy Prabowo menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (28/4/2021). Agenda sidang dengan terdakwa mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) tersebut adalah mendengarkan keterangan saksi.
Terdakwa kasus suap izin ekspor benih lobster tahun 2020, Edhy Prabowo menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (28/4/2021). Agenda sidang dengan terdakwa mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) tersebut adalah mendengarkan keterangan saksi. (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Edhy berkata bahwa dirinya merupakan orang kampung yang lahir dan tumbuh di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.

Ia dibesarkan dari keluarga yang sangat sederhana. Bersama empat orang kakak dan empat orang adik.

"Saya menjalani kehidupan dengan segala keterbatasan," kata terdakwa perkara suap ekspor benih bening lobster atau benur itu.

Meski demikian, Edhy kecil memiliki cita-cita yang cukup besar.

Ia ingin berbakti dan mengabdi kepada Tanah Air, tepatnya menjadi tentara.

Karena itu, pada saat lulus SMA, Edhy mendaftarkan diri menjadi salah satu taruna di Akademi Militer Magelang. 

"Alhamdulillah, Tuhan membuka jalan. Saya terpilih menjadi satu dari ribuan orang yang mendaftar."

"Masih teringat jelas bagaimana rasa haru dan bangga orang tua ketika melihat anaknya bisa melanjutkan pendidikan di Akademi Militer Magelang. Bukan hanya keluarga, rasa bangga itu juga terlihat dari mata kerabat hingga para warga di desa," tuturnya.

Namun, lanjutnya, mimpi terkadang tidak sesuai dengan harapan.

Saat tingkat dua, Edhy bersama dengan beberapa sahabat tidak bisa melanjutkan pendidikan. Mimpi seketika sirna, air mata haru seketika berubah menjadi duka. 

Edhy harus dikembalikan ke kampung halaman. Harapan menjadi komandan berubah menjadi pengangguran.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved