Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Pelaku Usaha Jasa Las: Tabung Oksigen Masih Aman Karena Kami Tidak Ada Kerjaan

Lonjakan Covid-19 yang menimbulkan kelangkaan tabung oksigen tak timbulkan dampak bagi pelaku usaha las.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: sujarwo

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Lonjakan kasus Covid-19 yang menimbulkan kelangkaan pada tabung gas oksigen tidak menimbulkan dampak yang berarti bagi sejumlah pelaku usaha bengkel las.

Diakui sejumlah pelaku usaha bengkel las tersebut, dampak justru timbul dari adanya pandemi Covid-19 yang hingga kini dilakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat di Kota Semarang.

"Tabung oksigen sekarang masih aman, karena habisnya lama dan sudah langganan di toko.

Dampaknya pandemi, sekarang bengkel sepi, kebutuhan (isi ulang oksigen) tidak sebanyak dulu," terang Trisno, satu pelaku usaha bengkel las di Semarang, Senin (12/7/2021).

Trisno memaparkan, sebelum pandemi Covid-19 menerpa, ia mampu menghabiskan kurang lebih lima tabung oksigen setiap bulannya.

Hal itu untuk kebutuhan las kendaraan di bengkelnya. Ia memperkirakan, setiap tabung oksigen tersebut mampu memperbaiki sebanyak kurang lebih 15 kendaraan.

"Saya dulu kerjaan satu bulan habis 5 botol, buat manasi motor, ngelas plat itu. Sekarang semakin turun," jelasnya.

Trisno memaparkan, penurunan pelanggan dan pendapatan di bengkelnya kini mencapai lebih dari 50 persen.

Ditambah lagi dengan adanya PPKM darurat, menurutnya penurunan semakin drastis.

"Dulu sebelum pandemi penghasilan kotor bisa Rp 7 juta perhari. Kemudian sedikit-sedikit turun jadi Rp 2 juta, Rp 3 juta. Sekarang Rp 700 ribu. Dulu itu kerja satu Minggu bisa untuk makan satu bulan. Sekarang kerja sedikit-sedikit, untuk makan saja susah. Karyawan juga sudah banyak dikurangi," keluh Trisno.

Hal senada juga diakui Tomo, pelaku usaha bengkel las lainnya. Ia menyebut, dirinya kini terpaksa menutup sementara bengkel lasnya setelah merasakan tidak ada pemasukan.

Menurutnya, adanya pandemi Covid-19 hingga diberlakukan PPKM darurat saat ini membuat bengkelnya sepi.

"Dulu kalau kerjaannya banyak bisa mengerjakan dua mobil sehari. Sekarang sama sekali tidak ada. Ini motor saya sendiri yang saya bongkar. Bengkelnya sudah saya tutup lama satu bulan lebih karena tidak ada kerjaan," ungkapnya.

Tomo lantas menyebutkan, sejak memulai usaha bengkel las tahun 1998 lalu, baru kali ini dirinya merasakan sulitnya mendapat pelanggan. Ia mengaku tidak tahu lagi nasib usahanya ke depan.

"Kebetulan ini masih ada sisa oksigen sedikit, kalau habis ya menganggur dulu. Mau bagaimana lagi, tidak ada pekerjaan lain. Keahlian hanya las," tukasnya. (*)

TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved