Berita Semarang
PPKM Darurat Bikin Stres, Dua Warga Semarang Pilih Gantung Diri
Pekan kedua Masa PPKM Darurat terdapat dua warga Kota Semarang pilih akhiri hidup dengan gantung diri
Penulis: iwan Arifianto | Editor: muslimah
Ketua RT 7 RW 8, Widodo menjelaskan, kematian korban WH diduga kuat stres saat jalani isolasi mandiri di rumahnya karena terpapar Covid-19.
"Ga ada masalah apapun sebelumnya baik masalah keluarga, ekonomi atau lainnya," terangnya.
Selain itu, selama pandemi Covid-19 ada beberapa warga Kota Semarang melakukan upaya bunuh diri.
Data dihimpun Tribunjateng.com, percobaan bunuh diri pernah dilakukan AS (28) warga Kandri, Gunungpati yang tinggal ngekos di Jalan Menoreh Selatan III Bendan Duwur, Senin (22/6/2020) sekira pukul 22.30 WIB.
Dia hendak melakukan bunuh diri dengan cara meloncat ke sungai Kaligarang dari atas jembatan Kretek Wesi Rt 5 Rw 4 Kelurahan Bendan Duwur Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang.
Alasan AS menceburkan diri ke sungai lantaran terbakar api cemburu melihat istri sirinya N (42) warga Kelurahan Sukorejo Kecamatan Gunungpati mendapat pacar baru.
Nyawa korban dapat ditolong berkat aksi para pemancing di pinggir sungai yang terjun melawan arus untuk menolong korban.
Kejadian berikutnya, BF (22) warga Kebumen , Jateng melakukan upaya bunuh diri dengan cara menenggak pembersih porselen merek WPC Selasa (3/11/2020),sekira pukul 13.00 WIB.
Korban karyawan minimarket Jalan Gajah Raya atau depan MAJT Jateng di Siwalan, Gayamsari, Kota Semarang.
Korban melakukan bunuh diri lantaran putus cinta.
Nyawanya dapat ditolong oleh para karyawan toko.
PK (37) melakukan percobaan bunuh diri di kamar kosnya, Kampung Sekayu Temenggungan, Sekayu, Semarang Tengah, Kamis (10/6/2021) sekira pukul 18.30 WIB.
Korban melakukan upaya bunuh diri dengan menenggak cairan tiner.
Beruntung aksi nekat korban lekas diketahui oleh teman korban sehingganya nyawanya dapat tertolong.
Menanggapi hal itu, Psikolog RS Elisabeth Semarang, Probowatie Tjondronegoro mengatakan,persoalan bunuh diri jangan dianggap remeh.