Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

BERITA LENGKAP : 578 Anak di Kota Semarang Terpapar Covid-19

Kasus Covid-19 pada anak menjadi perhatian Pemkot Semarang, terutama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang

TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN
Kepala DP3A Kota Semarang, M Khadik 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Kasus Covid-19 pada anak menjadi perhatian Pemkot Semarang, terutama Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang.

Kepala DP3A Kota Semarang, M Khadik menyampaikan, pada awal pandemi kasus Covid-19 lebih banyak terjadi kepada usia dewasa dan warga lanjut usia (lansia).

Yang memprihatinkan, hingga saat ini di Kota Semarang tercatat 578 anak terpapar Covid-19. Adapun lima di antaranya meninggal dunia.

"Kalau melihat kasusnya (Covid-19 pada anak) memang cukup besar, tapi akhir-akhir ini Kota Semarang sejak PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat—Red) Darurat, sudah semakin menurun.

Kami berharap, (kasus Covid-19 pada anak) akan terus menurun," ucap Khadik dalam dialog bertema “Anak Hebat Tangguh Hadapi Pandemi Covid-19: dalam rangka Hari Anak Nasional, yang disiarkan secara live streaming melalui media sosial dan RRI, Kamis (23/7).

Khadik mengatakan, Pemkot sudah berupaya secara maksimal menyediakan tempat isolasi hingga tingkat RT. Menurutnya, anak-anak tetap bisa memanfaatkan fasilitas tersebut untuk menjalani isolasi selama terpapar Covid-19.

Di sisi lain, dia mendorong anak untuk menjadi aktor penggerak dalam menghadapi pandemi Covid-19. DP3A pun melibatkan forum anak, generasi berencana, maupun karang taruna untuk berpartisipasi aktif menghadapi pandemi Covid-19.

Untuk menekan angka kasus Covid-19 pada anak, Khadik mengajak seluruh elemen untuk menyukseskan program vaksinasi anak usia 12-17 tahun. "Anak-anak remaja kami ajak untuk jadi penggerak, menyosialisasikan program vaksinasi agar bisa sukses, anak-anak sehat, dan dapat mendukung Indonesia maju," paparnya.

Di samping itu, dalam kondisi pandemi Covid-19, kata Khadik, DP3A Kota Semarang ingin memastikan seluruh anak tetap mendapatkan pemenuhan haknya. Oleh karena itu, berteparan dengan Hari Anak Nasional, pihaknya tetap menggelar berbagai kegiatan lomba dan edukasi meskipun secara daring.

Semakin meningkat

Sementara itu, Direktur Yayasan Anantaka, Tsaniatus Sholihah menilai, tahun kedua pandemi Covid-19 menjadi tahun yang mengkhawatirkan. Pasalnya, pada tahun pertama, kasus Covid-19 pada anak sangkat kecil. Namun seiring masuknya varian delta, kasus Covid-19 pada anak semakin meningkat.

"Itu jadi sesuatu yang mencemaskan. Ternyata teman aku terpapar, tetanggaku terpapar. Ini jadi hal baru yang mungkin mempengaruhi psikis mereka," ujar Ika, sapaannya, yang juga menjadi narasumber dalam acara yang sama.

Namun demikian, dia menilai, fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah sudah lebih mapan. Justru, kata dia, hal yang harus diperhatikan yakni partisipasi lingkungan masyarakat. Masyarakat harus bisa tanggap jika melihat anak belum menerapkan protokol kesehatan.

Menurutnya, kasus yang terjadi pada 578 anak tersebut bisa jadi lantaran partisipasi masyarakat yang rendah. Lingkungan masih menganggap anak akan baik-baik saja, meski tidak menerapkan protokol kesehatan.

"Padahal, saat kita mengingatkan anak-anak menggunakan masker itu sebenarnya masuk konteks pemenuhan hak anak atas kesehatan mereka agar tidak terpapar Covid-19," sambungnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved