Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

PPKM Level 4

BERITA LENGKAP : Jateng Catatkan Angka Kematian Corona Tertinggi, di Indonesia Capai 1.566 Orang

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan ada 1.566 kasus kematian akibat Covid-19 dalam 24 jam terakhir

Penulis: iwan Arifianto | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUN JATENG/IWAN ARIFIANTO
IM (50) warga Wonotingal, Candisari, ditemukan tewas di depan minimarket Jalan Kyai Saleh, Randusari, Semarang Selatan, Jumat (23/7/2021). 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan ada 1.566 kasus kematian akibat Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Angka kematian ini merupakan yang tertinggi selama pandemi Covid-19 berlangsung.

Penambahan kasus kematian ini tersebar di 33 provinsi. Dengan penambahan jumlah meninggal itu, maka Jumat (23/7) kemarin pasien Covid-19 meninggal dunia mencapai 80.598 orang.

Menurut data pemerintah, penambahan tertinggi ada di Jawa Tengah sebanyak 446 kasus, lalu disusul Jawa Timur sebanyak 349 kasus, DKI Jakarta 157 kasus dan Jawa Barat 156 kasus .

Sementara itu, berdasarkan web corona.jatengprov.go.id, kasus meninggal per Jumat hingga pukul 16.00 sebanyak 440 orang. Sedangkan yang terkonfirmasi sembuh sebanyak 4.511 orang dan penambahan kasus ada 4.498 orang.

Adapun secara nasional, kemarin ada penambahan sebanyak 49.071 kasus positif COVID-19 yang dilaporkan pemerintah. Dengan penambahan ini, total kumulatif kasus COVID-19 yang ditemukan di Indonesia sejak Maret 2020 hingga hari ini berjumlah 3.082.410 kasus.

Pemerintah terus mengingatkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan demi mencegah penularan COVID-19. Masyarakat diminta berdisiplin memakai masker, rajin mencuci tangan memakai sabun, dan menjaga jarak.

Meninggal di Depan Minimarket

Di sisi lain, kejadian memilukan akibat kasus covid-19 terjadi di Kota Semarang. IM (50) warga Wonotingal, Candisari, ditemukan tewas di depan minimarket Jalan Kyai Saleh, Randusari, Semarang Selatan, Jumat (23/7) sekira pukul 09.30 WIB.

Korban meninggal dunia ketika beristirahat di depan minimarket tersebut bersama istri dan dua anaknya. Korban menghembuskan nafas terakhir dipangkuan istri dengan disaksikan anak laki-lakinya yang masih berusia tiga tahun.

Selepas tim medis datang beserta jajaran relawan lalu memeriksa kondisi korban, ternyata hasil swab antigen positif Covid-19. Tak ayal proses evakuasi dan penanganan lanjutan menerapkan protokol kesehatan ketat.

Menurut istri korban, Widayah, ketika kejadian baru saja dari Dinas Kesehatan Kota Semarang yang tak jauh dari lokasi kejadian. Dia beserta korban hendak mengurus data ulang kartu BPJS Kesehatan.

Rencananya kartu tersebut akan digunakan untuk memeriksakan diri ke rumah sakit lusa hari, Senin (26/7).

"Korban sakit pernafasan dua bulan ini. Kami mau ngurus BPJS kok sudah meninggal," ujarnya kepada Tribun Jateng sembari menangis sesenggukan.

Dia melanjutkan, korban menderita penyakit gangguan saluran pernafasan akibat paru-paru berlubang. Korban juga sewaktu sehat dikenal sebagai perokok berat.

"Iya perokok, sudah dua bulan sakit pernafasan. Obat sudah habis tapi suami tak kunjung sembuh," terangnya.

Dia mengaku, suami belum lama ini baru saja dites swab PCR dengan hasil negatif Covid-19. Namun selepas itu dites tim medis hasil positif.

Mayat korban dibawa mobil jenazah relawan dengan pendampingan PMI Kota Semarang dari tempat kejadian pukul 11.40.

Relawan pemulasaran jenazah Covid-19 Kota Semarang juga terjun ke rumah korban untuk penangan pemulasaran dan pemakaman korban.

Tim Inafis Polrestabes Semarang dan Polsek Semarang Selatan telah memeriksa kondisi korban memang tak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

Sementara itu, saksi mata, Arya mengatakan, melihat korban sedang menumpang duduk di depan minimarket. Tiba-tiba korban pingsan sehingga istri korban meminta tolong ke warga sekitar.

"Kami coba panggil orang Puskesmas Pandanaran. Selepas mereka datang diperiksa korban sudah meninggal dunia," katanya.

Dia mengungkapkan, korban dan istrinya belum sampai masuk ke minimarket. Bahkan, ada beberapa warga yang kasihan kepada anak korban sengaja membelikan susu UHT dan beberapa jajanan di minimarket.

"Kasihan adeknya masih kecil tidak tahu apa-apa lihat bapaknya sudah meninggal dunia seperti itu," ungkapnya. (Iwn)

Baca juga: OPINI Satrio Wahono : Instrumen Investasi Menarik di Era Pandemi

Baca juga: Hotline Semarang : Kapan BST Cair dan Apa saja Syarat Pengambilannya

Baca juga: Fokus : Pura-pura Buta dan Tuli Soal Covid-19

Baca juga: Kode Redeem FF Sabtu 24 Juli 2021, Terbaru dan Belum Digunakan Hari Ini, Buruan Klaim

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved