Berita Viral
Muncul Aksi Jokowi End Game, Mahfud MD: Pemerintah Selalu Diserang, Ada Kelompok Manfaatkan Situasi
Menkopolhukam, Mahfud MD menanggapi adanya seruan massa aksi Jokowi End Game. Aksi tersebut diserukan lantaran sekelompok orang menolak PPKM.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Menkopolhukam, Mahfud MD menanggapi adanya seruan massa aksi Jokowi End Game.
Aksi tersebut diserukan lantaran sekelompok orang menolak PPKM.
Menko Polhukam Mahfud MD menilai terdapat sekelompok orang memiliki keinginan untuk memanfaatkan situasi untuk menyerang pemerintah.
Mahfud menyebut kelompok itu dengan sebutan kelompok tak murni.
"Pemerintah mengetahui bahwa sekelompok orang memiliki keinginan untuk memanfaatkan situasi. Tadi ada kelompok yang murni, lalu ada kelompok yang tidak murni. Masalahnya itu hanya ingin menentang aja, memanfaatkan situasi," ujar Mahfud melalui Youtube Kemenko Polhukam, Sabtu (24/7/2021).
Mahfud menjelaskan kelompok murni adalah mereka yang menyampaikan aspirasinya karena terdampak kebijakan pandemi Covid-19.
Sementara kelompok tak murni lebih kepada menyerukan provokasi untuk menyerang pemerintah.
Mahfud mengatakan kelompok tersebut sengaja menentang apa pun keputusan pemerintah.
Selain sengaja menentang, kelompok itu disebutnya juga kerap melakukan provokasi kepada masyarakat.
"Apa pun yang diputuskan pemerintah diserang, ada yang seperti itu," lanjut Mahfud.
"Oleh sebab itu kita harus hati-hati karena yang seperti ini, kelompok yang tidak murni selalu melakukan provokasi dan mengatakan setiap kebijakan pemerintah salah."
"Padahal pada prinsipnya pemerintah itu terbuka dan merespons segala aspirasi masyarakat."
Mahfud lantas meminta masyarakat menyampaikan aspirasi secara baik dan mematuhi protokol kesehatan.
"Namun, sebaiknya aspirasi dalam masa pandemi ini disampaikan melalui jalur komunikasi yang sesuai dengan protokol kesehatan."
"Seperti misalnya melalui virtual meeting, webinar, dialog-dialog di televisi itu silakan."
Diketahui, di media sosial ramai dengan seruan aksi menolak PPKM Level 4 yang bertajuk 'Jokowi End Game.'
Rencananya aksi tersebut digelar dengan berjalan kaki dari Glodok menuju Istana Negara.
Dalam poster seruan aksi 'Jokowi End Game' tersebut juga tertulis ajakan untuk turun ke jalan demi menolak PPKM dan menghancurkan oligarki istana.
"Mengundang seluruh elemen masyarakat!! Untuk turun ke jalan menolak PPKM dan menghancurkan oligarki istana beserta jajarannya," tulis seruan pada poster itu.
Sementara itu, Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yugo menyebutkan, meski ada seruan aksi 'Jokowi End Game' polisi tidak menambah penyekatan jalan di Jakarta.
Menurut Sambodo penyekatan yang ada sebelumnya dinilai sudah cukup.
Sehingga jika terdapat penyekatan lainnya sidafnya situasional, tergantung bagaimanan nanti perkembangan ekskalasi di lapangan.
"Enggak ada, penyekatan yang ada dinilai sudah cukup. Penyekatan lainnya sifatnya situasional melihat perkembangan eskalasi di lapangan," kata Sambodo dilansir Kompas.com, Sabtu (24/7/2021).
Kepolisian Berharap Masyarakat Tidak Terpancing Ajakan Aksi 'Jokowi End Game'
Sebelumnya, Polda Metro Jaya meminta masyarakat tidak terpancing dan turun ke jalan mengikuti aksi 'Jokowi End Game' terkait menolak PPKM.
"Silakan kalau mau menyampaikan pendapat, datang ke Polda Metro akan kita terima," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (23/7/2021).
Pihaknya, dikatakan Yusri, siap menerima perwakilan sipil yang akan menyampaikan pendapatnya.
Massa diminta untuk tidak turun ke jalan yang nantinya akan menciptakan kerumunan dan berpotensi menimbulkan klaster baru Covid-19.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus dalam konferensi pers mengenai penangkapan pelaku pungli dan premanisme di perbatasan Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Peti Kemas Koja, Jumat (11/6/2021).
Adapun kebijakan pemerintah terkait pemberlakuan PPKM Level 4, dikatakan Yusri, sebagai perpanjangan dari PPKM darurat.
Pemerintah dipastikan akan melonggarkan PPKM, jika angka Covid-19 menurun setelah tanggal 26 Juli.
"Bagaimana kita bisa relaksasi kalau kegiatan kerumunan lagi? Kasihan rumah sakit, kuburan sudah penuh," ucap Yusri.
"Kami mengimbau teman-teman, saudara-saudara kami yang mau melakukan kegiatan kerumunan itu menyampaikan pendapat, sampaikan dengan bijak. Silakan datang perwakilan atau kita selesaikan dengan bijak juga," ujarnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/mantan-ketua-mahkamah-konstitusi-mk-mahfud-mdeh.jpg)