Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wisata Jateng

Alasan Owner Beri Warna Serabi Mbah Nani Pekalongan: Putih Kurang Menarik

Serabi Mbah Nani ini sudah ada sejak tahun 2013. Dulu sebelum berjualan serabi, saya berjualan batik.

Tribun Jateng/ Indra Dwi Purnomo
Serabi Mbah Nani Pekalongan. 

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Kota Pekalongan, Jawa Tengah memiliki beragam kuliner khas yang bisa memanjakan lidah. Contohnya serabi.

Serabi merupakan salah satu makanan khas Indonesia.

Serabi biasanya berwarna putih, namun di Kota Pekalongan, kudapan berbahan tepung terigu ini beraneka warna. Warna dari serabi ini seperti pelangi.

Serabi warna warni ini dinamai serabi Mbah Nani. Penjual serabi ini berada di Jalan Surabaya, GG 9 No 19, Sugihwaras, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan.

Di zaman milenial, peminat serabi ini tidak hanya orang tua, tapi juga banyak anak muda yang menyukai jajanan ini.

"Serabi Mbah Nani ini sudah ada sejak tahun 2013. Dulu sebelum berjualan serabi, saya berjualan batik. Saat itu, kalau puasa hingga lebaran proses membatik tidak ada."

"Selama satu bulan itu dimanfaatkan untuk membuat serabi. Kalau sore dititipkan ke pedagang yang berjualan di pinggir jalan," kata Ichwan Aris Rusman (38) owner Serabi Mbah Nani kepada Tribunjateng.com, Minggu (25/7/2021).

Kemudian, sejak ojek online masuk di Pekalongan serabi jualannya didaftarkan ke paltfom tersebut.

Sehingga berjualan di rumah hingga sekarang.

Ichwan mengungkapkan, membuat serabi warna-warni ini dikarenakan ingin menarik pembeli

"Biasanya, serabi kan warnanya putih kalau dilihat kurang menarik. Kemudian, agar menarik saya inovasi untuk mencampuri warna tujuannya untuk menarik pembeli saja," ungkapnya.

Saat ini ada 7 warna yang ada di serabi tersebut. Di antaranya warna hijau, putih, pink, orange, biru, kuning, dan ungu.

Ia menjelaskan, perbedaan dari serabi yang lainnya yaitu dari warna dan kuah serabinya.

"Kuahnya serabi tidak terlalu manis. Sehingga cocok dilidah.Bahan baku menggunakan tepung terigu, telur, dan santan."

"Resep serabi ini dari neneknya, neneknya dulu setiap sore membuat serabi untuk anak-anak nya. Jadi dikembangkan hingga sampai sekarang," jelasnya.

Serabi Mbah Nani buka setiap hari dari pukul 06.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.

Setiap hari Ichwan bersama istrinya bisa membuat 300 serabi.

"300 serabi yang dibuat itu selalu habis. Kalau ramai setiap hari Sabtu, biasanya di hari itu membuat hampir 500 serabi."

"Harga serabi per tangkep Rp 7 ribu. Kalau paket isi 25 tangkep harganya Rp 135 ribu," imbuhnya.

Kemudian untuk omset sendiri, setiap hari bisa mencapai Rp 700 ribu. Tapi, untuk hari Sabtu bisa mencapai Rp 1 juta.

Ichwan menambahkan, serabi Mbah Nani ini selain dipasarkan lewat ojol, ia sering mengupload foto serabi ke Instagram.

"Setelah sering diposting ke Instagram banyak pelanggan yang datang ke rumah. Pembeli rata-rata sekitar Pekalongan, ada juga pembeli dari Semarang yang datang ke rumah untuk membeli serabi."

"Bahkan ada juga pembeli menjadikan serabi untuk seserahan pernikahan," tambahnya.

Sementara itu pembeli serabi Mbah Nani Agung menceritakan ia membeli serabi Mbah Nani itu sejak istirnya hamil.

"Sebelum istri menikah memang sering beli serabi Mbah Nani hingga sekarang. Serabi disini itu unik karena warna-warni dan kuahnya tidak terlalu manis," katanya.

Kemudian untuk harga sendiri terjangkau. Lalu untuk lokasinya jualannya hanya di rumah saja.

"Harganya serabi terjangkau, per tangkep Rp 7 ribu," imbuhnya. (Dro)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved