Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Setelah Bripka Broto Meninggal, Pertanyaan Kades Lerep Semarang Soal Tagihan Listrik Masjid Terjawab

Sumaryadi bercerita, sejak menjabat sebagai kepala desa pada periode pertama tahun 2007 citra kepolisian di desanya sangat negatif.

Penulis: M Nafiul Haris | Editor: muslimah
Dokumentasi Pribadi
Almarhum Bripka Boto anggota Bhabinkamtibmas Polres Semarang saat bersama warga Desa Lerep, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. 

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Meninggalnya almarhum Bripka Boto anggota Bhabinkamtibmas Polres Semarang pada Minggu (25/7/2021) tidak hanya menyisakan duka bagi keluarga melainkan juga warga Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

Pasalnya, semasa hidup almarhum yang sehari-hari menjadi pembina warga setempat dikenal baik serta memiliki jiwa sosial tinggi.

Bahkan, diam-diam Bripka Broto rutin membayar tagihan listrik di tempat ibadah setempat baik gereja maupun masjid.

"Soal siapa yang membayar tagihan listrik itu dulu sempat membuat saya bingung. Masak ya malaikat pikir saya, dan baru ketahuan kemarin setelah beliau meninggal yang punya usaha konter cerita ke saya," ungkap Kepala Desa Lerep, Sumaryadi kepada Tribunjateng.com, Senin (26/7/2021)

Baca juga: Irwan Mussry Beri Hadiah Mewah Buat Peraih Medali olimpiade 2020 Windy dan Eko: Kami Sangat Bangga

Baca juga: Hendak Jemput Pasien, Mobil Ambulans Kecelakaan Menabrak Trotoar

Sumaryadi bercerita, sejak menjabat sebagai kepala desa pada periode pertama tahun 2007 citra kepolisian di desanya sangat negatif.

Tetapi, almarhum Bripka Boto dengan gayanya yang humoris kemudian dapat diterima dan bersatu dengan masyarakat.

Almarhum Bripka Boto anggota Bhabinkamtibmas Polres Semarang saat bersama warga Desa Lerep, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.
Almarhum Bripka Boto anggota Bhabinkamtibmas Polres Semarang saat bersama warga Desa Lerep, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. (Dokumentasi Pribadi)

Ia menambahkan, selain memiliki jiwa sosial tinggi personal almarhum dapat cepat beradaptasi dengan siapapun.

Karena lanjutnya, karakter masyarakat Desa Lerep terbagi menjadi dua sebagian di lereng Gunung Ungaran relatif keras.

"Dan beliau bisa pendekatan, jadi akrab merubah mau membantu setiap masalah warga. Dusun Indrokilo disana selain termasuk pelosok ya sering terjadi bencana, masih ada pemuda suka mabuk dan berjudi," katanya

Dia mengungkapkan, sekira 13.000 penduduk Desa Lerep seluruhnya mengenal almarhum mulai tingkat jenjang pendidikan TK sampai orang dewasa.

Jika dahulu warga enggan berfoto dengan polisi, pada sosoknya justru rebutan bersalaman.

Tidak hanya itu, Bripka Boto juga dikenal suka membantu sesama mulai orang dengan ganguan jiwa (ODGJ), masalah pengurusan KTP, termasuk aktif di kegiatan sosial bersama warga.

"Orang jompo saja kenal, saya yang Kades justru tidak tahu. Nah, ini istimewa bagi saya anak-anak yang suka nakal akhirnya bisa berkurang tidak mabuk pelan-pelan diberi edukasi," ujarnya

Sumaryadi mengaku sangat kehilangan atas kepergian almarhum selain sosok yang inspiratif juga dekat dengan seluruh lapisan masyarakat. Bahkan kata dia, secara ekonomi Bripka Boto dinilai anggota polisi sederhana.

Selain membayar tagihan listrik masjid maupun gereja, almarhum juga ikut serta membantu bentuk lain dalam setiap pembangunan hanya saja sampai sekarang warganya belum ada yang memberi kesaksian.

"Itu tagihan listrik rata-rata perbulan Rp 150 ribu. Tapi tidak itu saja, setiap pembangunan ada bantuan material tetapi diatasnamakan hamba Allah. Saya menduga itu juga dari beliau, karena ada satu panitia mengakui, yang lain masih belum cerita," paparnya

Almarhum Bripka Boto anggota Bhabinkamtibmas Polres Semarang saat bersama warga Desa Lerep, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.
Almarhum Bripka Boto anggota Bhabinkamtibmas Polres Semarang saat bersama warga Desa Lerep, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. (Dokumen Pribadi)

Kasat Binmas Polres Semarang AKP Yantoro Thoyib menyatakan almarhum Bripka Boto menjabat Bhabinkamtibmas Desa Lerep mulai 2008-2020.

AKP Yantoro mengungkapkan almarhum meninggaldunia karena menderita sakit stroke, dan liver. Secara sosial baik sesama anggota Polri maupun warga komunikasi sangat baik.

"Komunikasi sama beliau enak, dan bagus. Yang saya salut setiap kegiatan warga mesti hadir. Orang punya kerja apa hadir, dan ke anggota umum juga sama, meskipun almarhum laju atau pulang-pergi dari Kota Kota Semarang ke Lerep Ungaran," tandasnya

Pihaknya membebenarkan dalam tugas kepolisian almarhum selalu maksimal membantu masyarakat sampai-sampai warga menyebutnya Pak Kancil.

Itu lanjutnya, layaknya sandi khusus karena yang bersangkutan sangat lincah berusaha menyelesaikan masalah apa saja. (ris)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved