Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Cerita 2 Pemancing Semarang Bertahan di Tengah Badai, Pasrah Lihat Teman Terombang-ambing, 5 Tewas

Hartono mengakui bahwa sudah bertahun-tahun dia memancing di spot lokasi tersebut

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muslimah
TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR
EVAKUASI KORBAN - Satu dari dua jenazah pemancing yang hilang di dam merah Tambaklorok Kota Semarang, telah ditemukan dan dievakuasi petugas gabungan, Rabu (20/8/2025). Saat ini tersisa satu korban lagi yang masih dalam pencarian. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Hartono (46) masih sulit melupakan detik-detik ia berjuang melawan ganasnya ombak di kawasan Dam Merah, Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Selasa (19/8/2025). 

Bersama tetangganya, Sigit (45), ia bertahan di atas kursi besi yang mereka bawa sendiri setinggi 1,5 meter selama berjam-jam, menunggu pertolongan datang di tengah badai.

Tribunjateng.com menemui mereka di rumahnya, di kawasan Kokosan Kelurahan Sendangguwo, Kecamatan Tembalang, Jumat (22/8/2025).

Hartono dan Sigit yang rumahnya hanya sekitar 20 meter saja, menceritakan kesaksiannya bertahan di tengah badai. 

PENCARIAN KORBAN - Tim gabungan mendarat untuk pergantian tim pencarian korban hilang di Perairan Semarang, Rabu (20/8/2025). Hingga hari kedua sore ini, tiga korban pemancing yang hilang tersapu ombak belum ditemukan.
PENCARIAN KORBAN - Tim gabungan mendarat untuk pergantian tim pencarian korban hilang di Perairan Semarang, Rabu (20/8/2025). Hingga hari kedua sore ini, tiga korban pemancing yang hilang tersapu ombak belum ditemukan. (TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR)

Baca juga: Operasi SAR di Tanjung Emas Ditutup, Sumono Pemancing Terakhir Ditemukan Tewas di Perairan Demak

Sambil memandangi pancingannya, Hartono bercerita sebelum berangkat untuk memancing dia selalu melihat kondisi prakiraan cuaca pada ponsel pintarnya.

“Kalau untuk saya pribadi kondisi angin itu lebih dari 13 knot saya tidak berani mancing, mending di rumah saja. Tapi saat itu kondisi angin dari prakiraan cuaca tidak lebih dari itu,” kata Hartono.

Hartono mengakui bahwa sudah bertahun-tahun dia memancing di spot lokasi tersebut.

Dari kawasan Kokosan dia berangkat bersama tetangganya, Sigit (45).

Sesampainya di muara Tambaklorok, ia bertemu sembilan pemancing lain.

“Di situ sudah ada sembilan orang, ya tidak janjian tapi mereka juga paham karena kondisinya (cuaca) memang bagus untuk memancing. Tiba-tiba di situ sudah ramai,” tuturnya.

Mereka hanya saling sapa dan bercanda seadanya sebatas dunia mancing, mereka sekadar mengenal nama atau sapaan akrab karena sering bertemu di spot mancing yang sama.

Obrolan Hangat Sebelum Badai 

Obrolan ringan masih sempat mewarnai sebelum berangkat.

Sumono bercerita tentang pelangi yang dilihatnya pagi itu seakan cuaca mendukung untuk memancing, sementara Sigit menimpali dengan gurauan.

“Mbah mono (Sumono) itu sempat bilang kalau lihat pelangi. 'lho kae ono pelangi ne cetho'," ujar Sigit sambil menirukan Sumono.

“Terus saya bilang, Iyo Mbah pelangi ne neng ujung Dam Abang," timpal Sigit waktu itu.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved