Berita Semarang
Akademisi Unnes: Pandemi Tumbuhkan Kegiatan Kewirausahaan Perguruan Tinggi
Fakultas Ekonomi Unnes gelar International Conference on Economics, Business and Economic Education.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: sujarwo

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang (Unnes) menyelenggarakan International Conference on Economics, Business and Economic Education (ICE-BEES) 2021.
Rektor Unnes, Prof Fatkhur Rokhman membuka ICE-BEES 2021 secara virtual, Selasa (27/7/2021).
Innovation in economics, business, and education for sustainable environment during Covid-19 Pandemic merupakan tajuk dalam konferensi internasional tahun ini.
Dekan Fakultas Ekonomi, Prof Heri Yanto menyampaikan, konferensi internasional ini untuk mengembangkan wawasan dan meningkatkan kompetensi akademisi, peneliti, praktisi, dan pendidik.
"Terutama di bidang ekonomi, akuntansi, manajemen, dan pendidikan ekonomi dalam skala internasional," kata Prof Heri, dalam keterangan tertulis.
Konferensi ini, lanjutnya, diharapkan mampu meningkatkan diseminasi penelitian mutakhir di bidang ekonomi, akuntansi, manajemen, dan pendidikan ekonomi.
Pembicara utama dalam konferensi antara yakni James P Walsh PhD yang merupakan IMF Senior Resident Representative for Indonesia; Director of Centre for Corporate Sustainability and Environmental Finance, Macquarie Business School Macquarie University, Prof Martina Linnenluecke.
Kemudian, Dean Faculty of Business, Economics and Accountancy Universiti Sabah Malaysia, Prof Datuk Kasim Hj Md Mansur; dan Dr Vitradesie Noekent dari Fakultas Ekonomi Unnes.
Vitradesie Noekent dalam paparannya menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 menumbuhkan kegiatan kewirausahaan di lingkungan perguruan tinggi, di samping dampak negatif yang terjadi, terutama di sektor perekonomian.
"Khususnya adalah hasil dari kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat yang dihasilkan oleh dosen," katanya.
Menurutnya, penemuan produk baru, sumberdaya, pengetahuan, dan peluang merupakan hasil dari eksperimen yang dapat memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat.
Ia memberikan contoh alat GeNose C-19 dan vaksin merah putih.
"GeNose C-19 menggunakan kecerdasan buatan, dalam bentuk hidung elektronik untuk menganalisis sampel napas dan mengidentifikasi elemen unik untuk Covid-19," terangnya.
Namun demikian, kata dia, ada tantangan utama kegiatan kewirausahaan di perguruan tinggi. Antara lain budaya kegiatan kewirausahaan, manajemen yang tidak efektif, birokrasi yang kaku, dan sistem penghargaan.
Sementara, James P Walsh PhD membeberkan bahwa pandemi Covid-19 memiliki efek pada pertumbuhan ekonomi dunia.
"Dampak Covid-19 lebih terlihat di beberapa negara, terutama di negara berkembang. Pertumbuhan kredit mulai positif didorong peningkatan pertumbuhan penjualan di sisi korporasi," terangnya.
Sementara, Prof Martina Linnenluecke menyoroti terkait perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Prof Datuk Kasim Hj Md Mansur dalam paparan materinya menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 mengganggu pasar tenaga kerja secara global.
"Pandemi secara signifikan berdampak pada aspek sosial ekonomi. Semisal dampak terhadap pariwisata, perdagangan dan produksi, memperburuk kerentanan, perlindungan sosial, kehilangan pekerjaan, kemerosotan ekonomi, dan respon kebijakan moneter dan fiskal," terangnya.
Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang komprehensif berskala besar, dengan fokus pada negara berkembang.
Dengan begitu, diharapkan dapat memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, dan kesejahteraan masyarakat.
Konferensi internasional ini diikuti 283 peserta dari perguruan tinggi ternama baik di dalam negeri maupun dari luar negeri. (*)