Berita Kudus
Berkolaborasi Atasi Covid-19, Djarum Foundation Bantu Salurkan Alat HFNC
Kolaborasi pemerintah, masyarakat dan pengusaha punya andil besar dalam menekan laju penularan Covid-19.
Penulis: raka f pujangga | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Kolaborasi pemerintah, masyarakat dan pengusaha punya andil besar dalam menekan laju penularan Covid-19.
Djarum Foundation menyalurkan donasi berupa seperangkat alat PCR test yang terdiri dari Refrigerated Centrifudge, Vortex Mixer, dan Digital dry bath.
Salah satu rumah sakit yang menerima bantuan alat PCR test tersebut adalah RSUD Loekmono Hadi Kudus.
Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus, Abdul Aziz Achyar mengatakan pemberian bantuan alat PCR Test tersebut sangat membantu proses testing dan tracing bagi warga Kudus.
"Penanggulangan Covid-19 di Kudus tak lepas dari dilaksanakannya tracing, testing dan Treatment (3T) yang baik," ujar dia, dalam keterangannya, Selasa (27/7/2021).
Oleh karena itu, bantuan tambahan mesin PCR dari Djarum Foundation menjadi kunci utama sehingga proses 3T menjadi lebih cepat.
"Sehingga hal tersebut dapat membantu proses mitigasi kondisi di Kudus, terutama ketika terjadi lonjakan kasus seperti pada bulan Juni lalu," tandas dokter Abdul Aziz.
Bantuan yang diberikan ke RSUD Loekmono Hadi, Kudus juga berupa alat terapi oksigen High Flow Nasal Cannula (HFNC) bertujuan memberikan suplai oksigen bagi para penderita Covid-19 yang mengalami gangguan pernapasan.
"Keberadaan alat ini membantu mempercepat proses kesembuhan dan berfungsi mencegah agar pasien tidak memasuki fase berat akibat sakit yang dideritanya," ucapnya.
Sementara itu, Bupati Kudus HM Hartopo menuturkan membaiknya kondisi di Kudus tak lepas dari kolaborasi antara pemerintah, masyarakat serta pihak swasta dalam menanggulangi wabah berbahaya ini.
Sebelumnya, pada Juni 2021, Kudus ditetapkan sebagai wilayah zona merah merujuk total kasus aktif sebanyak 2.342 pasien, dengan kasus harian tertinggi mencapai 479 orang terkonfirmasi positif Covid-19 dan positivity rate menembus angka 60 persen.
Lonjakan pasien ini membuat tingkat Bed Occupancy Rate (keterisian tempat tidur) seluruh rumah sakit di Kudus mencapai 96%.
Keadaan semakin memburuk ketika ratusan tenaga kesehatan turut terinfeksi sehingga membuat berbagai fasilitas kesehatan kewalahan menangani pasien.
Tak menyerah, seluruh elemen masyarakat di Kota Kudus bersatu bahu membahu melawan wabah sehingga dalam kurun waktu sekitar satu bulan Kudus berangsur pulih.
"Kami berterimakasih atas kolaborasi dan peran serta dari seluruh elemen yakni pemerintah pusat, Pemprov Jateng, TNI & Polri, ketaatan masyarakat selama PPKM Darurat dan juga pihak swasta seperti Djarum Foundation yang senantiasa tanggap dalam menghadapi wabah sehingga Kudus bisa keluar dari zona merah penyebaran Covid-19," katanya.