Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jakarta

Penting Temukan OTG, Pemerintah Mulai Laksanakan Perluasan Testing dan Tracing Covid-19

Pemerintah resmi memulai program peningkatan testing dan tracing covid-19 pada pekan ini, bersamaan dengan perpanjangan kebijakan

ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO
Petugas mengambil sampel dari warga saat tes swab covid-19 massal di Kendal, Turi, Sleman, DIY, baru-baru ini, menyusul lima kepala keluarga di kampung itu dinyatakan positif terinfeksi virus corona. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Pemerintah resmi memulai program peningkatan testing dan tracing covid-19 pada pekan ini, bersamaan dengan perpanjangan kebijakan Pemberlakukan Pembtasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo mengumumkan perpanjangan PPKM Level 4. Kebijakan itu dilanjutkan selama 8 hari ke depan, terhitung sejak 26 Juli hingga 2 Agustus 2021.

Perluasan testing dan tracing atau pelacakan kontak erat dilakukan guna memutus rantai penularan covid-19, menyusul keberadaannya yang diduga menjadi penyebab terus tingginya jumlah kasus baru infeksi virus corona.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, pada Senin (26/7) tercatat tambahan 28.228 kasus positif covid-19, dengan angka pengetesan sebanyak 121.266 spesimen.

Jumlah kasus baru itu tercatat mengalami penurunan dari hari sebelumnya, Minggu (25/7), yakni 38.679, tetapi penurunan itu juga terkait dengan penurunan jumlah pengetesan di hari sebelumnya yakni 173.472 spesimen.

Sejauh ini, dengan pengetesan yang lebih banyak, jumlah kasus yang ditemukan juga tercatat lebih banyak. Pada Sabtu (24/7) misalnya, dengan pengetesan 262.696 spesimen ditemukan 45.416 kasus baru.

Kemudian pada Jumat (23/4), dengan pengetesan 274.246 spesimen ditemukan 49.071 kasus baru, dan pada Kamis (22/7), dengan pengetesan 294.470 spesimen ditemukan 49.509 kasus baru.

Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Ede Surya Darmawan mengatakan, kebijakan PPKM Level 4 yang diperpanjang hingga 2 Agustus bisa digunakan pemerintah untuk fokus pada penguatan testing dan tracing kasus covid-19.

Menurut dia, tracing yang dilanjutkan testing bisa mendeteksi orang tanpa gejala (OTG) agar tak menularkan ke lingkungan, sehingga dapat menekan penyebaran kasus baru infeksi virus corona.

"Jadi seharusnya tracing itu dalam rangka mencari orang-orang yang OTG, orang tanpa gejala itu yang masih, mohon maaf, bekeliaran, segera ditemukan statusnya dengan dites, dengan demikian jelas kalau dia positif, ya udah kamu isolasi," katanya kepada Kompas.com, Senin (26/7).

Menurut dia, PPKM Level 4 bukan hanya membatasi orang bergerak, tetapi juga menahan agar tidak saling menginfeksi dengan mengurangi mobilitas. Kemudian mendisiplinkan penerapan 3M, yakni memakai makser, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Selain itu, PPKM juga harus fokus pada penguatan testing dan tracing. "Ini yang barang kali harus dikuatkan. Seharusnya PPKM yang sekarang itu lebih fokus ke situ (testing dan tracing-Red)," ujarnya.

"Supaya apa? supaya kasus lebih mungkin diketahui dengan sedini mungkin, sehingga belum tentu memerlukan perawatan rumah sakit. Bahkan cukup isolasi mandiri di rumah saja," lanjutnya.

Ede menuturkan, baiknya jumlah testing digencarkan sampai menyampai jumlah kasus aktif covid-19 yang sudah dicatat pemerintah.

"Lebih bagus lagi kalau kita sesuai teorinya, bahwa dari satu kasus aktif yang ditemukan hari ini, maka dicari 10, bahkan idealnya 20, berarti seharusnya testing itu dua kali lipat dari jumlah yang positif," ucapnya.

Ia pun memberi beberapa saran agar pemerintah bisa memperbesar jumlah testing covid-19, yakni dengan memperluas jumlah laboratorium untuk pemeriksaan spesimen. "Tempat testingnya dulu harus dipermudah," tuturnya.

Ede menilai, seharusnya ada tim dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang memiliki tugas mengecek mitra laboratorium baru agar tempat testing semakin banyak. Kemudian, pemerintah juga bisa mempermurah biaya tes laboratorium polymerase chain reaction (PCR), agar masyarakat bisa dengan mudah menjangkau.

"Atau bahkan dalam kasus tertentu kan kalau hasil tracing itu dia (masyarakat-Red) digratiskan, tapi di fasilitas milik pemerintah, nah itu diperbanyak tempatnya. Dengan demikian lebih mudah untuk dilakukan testing," paparnya.
Benar-benar kontak erat

Sedangkan hal terakhir yang harus diperhatikan, Ede menyatakan, adalah penguatan tracing juga perlu dilakukan agar kasus covid-19 yang ditangkap benar-benar berasal dari kontak erat.

"Jadi bukan kemudian orang menggiring orang 'ayo testing-testing', padalah dia bukan kontak erat. Itu sih sama saja memperbesar jumlah testing, tapi tidak menangkap kasus yang sebenarnya harus dites. Tracing itu harus benar, oleh petugas yang terlatih," ungkapnya.

Adapun, pemerintah berupaya meningkatkan pengetesan atau testing covid-19 di wilayah padat penduduk di tujuh wilayah aglomerasi Jawa dan Bali. Targetnya angka testing dapat mencapai 400.000 orang/hari.

Pengetesan atau testing dibutuhkan dalam mencari kasus positif Covid-19 di dalam negeri. Sehingga nantinya penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan mencegah terjadinya penularan yang lebih luas.

"Program testing dan tracing yang akan dipimpin Panglima TNI akan dimulai minggu ini," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, saat konferensi pers usai rapat terbatas, Senin (26/7).

Budi menyebut, angka tes di Indonesia memang mengalami fluktuasi. Pada hari libur, angka tes cenderung akan menurun, dan kembali meningkat pada hari kerja. Hal itu terjadi karena pengaruh sejumlah laboratorium pemeriksaan sampel covid-19 yang tutup pada hari libur.

Namun, Budi mengklaim, angka testing Indonesia telah mencapai 220.000 hingga 300.000 orang per hari. "Testing itu penting untuk identifikasi secara dini dia (seseorang-Red) positif atau tidak," jelasnya.

Sebagai informasi, dalam satu minggu terakhir angka tes di Indonesia mencapai 1,11 juta orang. Dari angka tersebut, angka rasio kasus positif covid-19 sebesar 26,64 persen.

Budi menyebut, pada pekan lalu angka tes turun karena terdapat hari libur keagamaan Hari Raya Idul Adha. Setelah masa libur tersebut, angka tes disebut mulai kembali naik.

Ia memastikan, jumlah laboratorium dan alat tes siap untuk menggenjot tes covid-19 sesuai dengan target yang dipatok. "Kami sudah mapping seluruh laboratorium di Jawa-Bali, ada sekitar 720 laboratorium, kami lihat kapasitasnya, dan kami pastikan agar mereka punya produktivitas sama," terangnya.

Kapasitas pengujian tersebut dibutuhkan untuk memastikan peningkatan testing dilakukan secara merata, bersamaan dengan dimulainya kegiatan peningkatan testing.

Selain kapasitas laboratorium, Budi juga memastikan ketersediaan alat tes. Pengetesan akan dilakukan menggunakan alat tes cepat antigen.

"Sekarang semua PPKM level 4 masuk (kategori) B, artinya apa, semua antigen bisa digunakan untuk deteksi positif," tandasnya. (Kompas.com/Sania Mashabi/Kontan/Abdul Basith Bardan)

Baca juga: AKBP Muh Samdani Buka Pelatihan Tracer Covid-19 untuk anggota Senkom Mitra Polri Kota Semarang

Baca juga: Rapid Antigen Jadi Acuan dalam Program Peningkatan Testing dan Tracing Covid-19

Baca juga: Jumlah Tracing Covid-19 Jauh dari Standar WHO, Babinsa bakal Ikut Datangi Masyarakat

Baca juga: Peningkatan Testing dan Tracing Covid-19 Dimulai: Penting Temukan OTG 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved