Berita Kendal
Serapan Dana Insentif Nakes di Kendal Masih Rendah, Mendagri Minta Bupati Dico Bergerak Cepat
Mendagri Republik Indonesia, Tito Karnavian kembali menyoroti serapan dana insentif untuk para tenaga kesehatan yang menangani Covid-19.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia, Tito Karnavian kembali menyoroti serapan dana insentif untuk para tenaga kesehatan yang menangani Covid-19.
Kali ini, Tito menyayangkan serapan insentif nakes Covid-19 di Kabupaten Kendal yang baru terserap 28 persen pada 2021.
Ia pun bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Kendal Dico M Ganinduto dan jajaran pemerintahan Kabupaten Kendal melakukan rapat koordinasi tertutup di pendopo Tumenggung Bahurekso pada, Kamis (29/7/2021) sore.
Dalam konferensi persnya, Tito mengatakan, dana yang disediakan untuk penanganan pandemi Covid-19 harus dimaksimalkan oleh setiap pemerintah daerah.
Termasuk dana insentif tenaga kesehatan.
Dengan capaian serapan hanya 28 persen, ia meminta Pemerintah Kendal agar meningkatkan serapan insentif nakes seoptimal mungkin.
Sehingga, apa yang menjadi hak para nakes diberikan sesuai dengan aturan yang ada.
"Ini (intensif nakes, red) adalah hak nakes. Ini yang perlu didorong kepada pemerintah daerah," tuturnya.
Secara nasional, Tito tidak menyebutkan angka pasti serapan dana insentif untuk para nakes Covid-19 saat ini. Namun, katanya, masih ada beberapa daerah yang belum bisa mengoptimalkan serapan dana yang ada.
Tito pun mengaku sudah melayangkan beberapa surat teguran agar pemerintah daerah yang bersangkutan bisa mengupayakan lebih terhadap serapan dana insentif nakes.
"Insentif nakes, saya lihat masih ada beberapa daerah macet, gak usah saya sebutkan ya. Saya sudah berikan surat teguran. Alhmadulillah direspons baik, ada sejumlah provinsi naik 100 persen. Contoh Indramayu 97 persen," ujarnya.
Sebagai Mendagri, Tito meminta agar Bupati Kendal bisa duduk bersama dengan Dinas Kesehatan dan bagian keuangan agar bisa mencari solusi supaya serapan dana intensif nakes Covid-19 bisa naik lebih baik lagi.
"Kendal baru 28 persen. Bupati Kendal ini masih baru, bisa duduk bersama dengan Dinkes, bagian keuangan untuk bisa dieksekusi. Prinsip sudah mulai pencairan, kita akan terus monitor tiap minggu," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kendal, Ferinando Rad Bonay menjelaskan, hingga Juni lalu serapan dana intensif nakes di 30 puskesmas, RSUD dr Soewondo dan Laboratorium Daerah sebesar Rp 4 miliar.
Padahal, total anggaran yang diajukan untuk menjangkau semua fasilitas kesehatan, termasuk rumah sakit swasta di Kendal mencapai Rp 33 miliar.