Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Solo

Sari Lerak, Resep Warisan Nenek Moyang untuk Perawatan Tradisonal Kain Batik Tulis dan Cap 

Batik memiliki fisolofi dan keunikan yang ada pada setiap goresan coraknya menjadi salah satu daya tarik tersendiri. 

Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: moh anhar
TRIBUN JATENG/MUHAMMAD SHOLEKAN
Proses pembuatan sari lerak yang digunakan sebagai 'deterjen' pembersih batik tulis dan cap yang diproduksi oleh RM Budiono Kusumo di Jalan Tamtaman 1, RT 2 RW 11, Kelurahan Baluwarti, Pasar Kliwon, Solo beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJATENG.COM, SOLO -  Batik merupakan warisan budaya yang dimiliki Indonesia yang sudah diakui dunia. 

Batik memiliki fisolofi dan keunikan yang ada pada setiap goresan coraknya menjadi salah satu daya tarik tersendiri. 

Ciri khas itulah yang membuat budaya peninggalan leluhur terus menjadi primadona bagi pecinta seni sampai saat ini. 

Secara proses pembuatan, yang masih dilakukan secara tradisional membuat batik juga perlu perawatan khusus. 

Misalkan dalam proses pencuciannya, batik memerlukan bahan khusus tanpa campuran bahan kimia. 

Baca juga: Perkembangan Kasus Covid-19 di Kabupaten Tegal Masih Naik Turun, Dinkes: Kita Harus Tetap Waspada.

Baca juga: Dr Aqua Dwipayana Bicara Peran Pemuda di Masa Pandemi

Baca juga: Menu Diet Tentara, Berat Badan Turun dalam 7 Hari, Hari Keempat sudah Bebas Makan Apa Saja

Baca juga: Wali Kota Semarang Hentikan Pelayanan Vaksinasi: Stok Vaksin Menipis

Satu bahan yang digunakan untuk mencuci batik ini adalah lerak. 

Lerak atau juga disebut soap berries ini merupakan buah yang dimanfaatkan mencuci batik. 

Bahan ini ternyata sudah digunakan sejak nenek moyang, di mana batik sudah mulai eksis. 

Berangkat dari situlah RM Budiono Kusumo berinisiatif membuat sari lerak

Dia menjadikan bahan utama lerak sebagai 'deterjen' alami untuk mencuci batik, baik cap maupun batik tulis. 

"Saya membuat sari lerak Tiga Daun ini sebenarnya resepnya dari eyang. Dulu eyang juga sudah membuat sari lerak, kemudian diturunkan ke ibu saya dan sekarang saya meneruskan," ucap Budiono, Jumat (30/7/2021). 

Dia menambahkan, pembuatan sari lerak ini karena eksistensi batik masih tetap terjaga di era moderen. 

Bahkan batik bisa diadaptasikan untuk menjadi busana modern atau kekinian. 

"Saya melihat fashion di era modern, batik bisa mengikuti era ini. Lalu saya kepikiran untuk membuat sari lerak sebagai bahan pencuci batik," jelasnya. Sari lerak ini, lanjut dia, sudah diproduksi sejak tahun 2014 bertempat di Jalan Tamtaman 1, RT 2 RW 11, Kelurahan Baluwarti, Pasar Kliwon, Solo. 

"Lerak ini mempunyai keunggulan untuk membersihkan batik, bisa menjadikan kain lebih lemas, warna tidak mudah pudar serta tidak merusak kain," ungkapnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved