Olimpiade Tokyo 2021
Eng Hian, Sosok Sukses di Balik Keberhasilan Greysia Polii/Apriyani Rahayu Raih Emas Olimpiade Tokyo
Pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu membeberkan kemenangan yang mereka dapatkan di laga final Olimpiade 2020 Tokyo lantaran berjalannya
TRIBUNJATENG.COM, TOKYO -- Pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu membeberkan kemenangan yang mereka dapatkan di laga final Olimpiade 2020 Tokyo lantaran berjalannya strategi yang sejak awal telah disiapkan.
Greysia/Apriyani keluar sebagai pemenang dan meraih medali emas setelah mengalahkan wakil China Chen Qing Chen/Jia Yia Fia dengan dua game langsung, 21-19, 21-15, Senin (2/8).
Dibalik kesuksesan tersebut ada sosok Eng Hian? Siapa itu?
Eng Hian adalah pelatih ganda putri yang antar Greysia/Apriyani meraih medali emas Olimpiade Tokyo kemarin.
Dia sosok di balik keberhasilan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, meraih medali emas badminton Olimpiade Tokyo 2020, ada jasa besar sang pelatih, Eng Hian.
Eng Hian adalah salah seorang legenda bulu tangkis Indonesia. Bersama Flandy Limpele, pria yang akrab disapa Didi itu berhasil mempersembahkan medali perunggu bagi Merah Putih pada Olimpiade Athena 2004.
Semasa aktif bermain, Eng Hian merupakan pebulu tangkis spesialis ganda putra.
Selain Flandy Limpele, Eng Hian yang lahir di Surakarta, Jawa Tengah, juga pernah berpasangan dengan Hermono Yuwono dan Rian Sukmawan.
Ia sempat bermain untuk Inggris pada periode 2001-2003, lalu kembali memperkuat Indonesia menjelang Olimpiade Athena 2004.
Selain medali perunggu Olimpiade Athena 2004, Eng Hian juga ikut meraih medali emas nomor beregu putra pada SEA Games 1999 di Bandar Seri Begawan, Brunei.
Eng Hian juga masuk skuad Merah Putih untuk Piala Sudirman 1999 dan 2001, serta Piala Thomas 2004.
Penampilan profesional terakhir Eng Hian adalah pada Dutch Open 2006 di mana ia berduet dengan Rian Sukmawan dan berhasil menjadi juara.
Sejak Maret 2014, Eng Hian mendapatkan tugas dari PBSI untuk menangani ganda putri di pelatnas Cipayung.
Eng Hian mengungkapkan, melatih sektor ganda putri bukanlah pekerjaan mudah. Hal ini ia ungkapkan usai Greysia Polii/Apriyani Rahayu menjadi juara Daihatsu Indonesia Masters 2020.
"Tahun lalu memang berat buat mereka, ada kendala dari mulai Greysia cedera, sampai kendala non-teknis yang sifatnya internal sampai pada suatu saat saya bilang sama mereka 'take it or leave it, berubah. Kalau tidak, lupakan saja Olimpiade," tutur Eng Hian dikutip dari Badminton Indonesia, akhir Januari tahun lalu.
Eng Hian juga mengungkapkan bahwa Olimpiade merupakan target terbesar untuk Greysia Polii dan Apriyani Rahayu.
"Target utama mereka kan lebih dari ini. Dalam hati tentu saya bangga sama mereka, luar biasa. Tapi saya nggak mau mereka puas di sini, jadi biasa saja. Habis juara, bagus, tapi itu di depan masih ada Olimpiade, target yang lebih besar lagi," ucap Eng Hian.
Kini, harapan Eng Hian untuk mengantarkan anak asuhnya meraih prestasi tertinggi pada ajang Olimpiade sudah tercapai.
Greysia dan Apriyani pun mengukir sejarah dengan menjadi ganda putri pertama Indonesia yang mampu memenangi medali emas Olimpiade.
Bagi Eng Hian, medali emas Greysia/Apriyani seperti menyempurnakan raihan perunggu miliknya saat ia tampil di Olimpiade sebagai pemain.
Biodata Eng Hian
Nama lengkap: Eng Hian
Tempat, tanggal lahir: Surakarta, 17 Mei 1977
Usia: 44 tahun
Aktif bermain: 1997-2006
Pasangan: Muliyaningsih Baiin
Prestasi: Pemain:
Medali perunggu Olimpiade Athena 2004 (bersama Flandy Limpele)
Medali emas beregu putra SEA Games 1999
Juara Korea Open 1999,
Denmark Open 2000,
Malaysia Open 2000,
Singapore Open 2002,
Swiss Open 2003,
Japan Open 2003,
German Open 2003 (bersama Flandy Limpele)
Juara New Zealand Open 2006,
Dutch Open 2006 (bersama Rian Sukmawan)
Pelatih:
Medali emas Asian Games 2014 (Greysia Polii/Nitya Krsihinda Maheswari)
French Open 2017 (Greysia Polii/Apriyani Rahayu)
India Open 2018 (Greysia Polii/Apriyani Rahayu)
Medali emas SEA Games 2019 (Greysia Polii/Apriyani Rahayu)
Juara Ganda Putri Thailand Open 2021 (Greysia Polii/Apriyani Rahayu Medali emas Olimpiade
Tokyo 2020 (Greysia Polii/Apriyani Rahayu)
Torehkan Sejarah
Sepanjang sejarah olimpiade, ada 13 pebulu tangkis Indonesia yang berpengalaman meraih medali emas (lihat grafis...!).
“Kita bilang sebelum kita masuk lapangan kita harus persiapkan strategi apa yang harus dilakukan, dan tadi saat kita di lapangan kita memerlukan strategi kita dan alhamdulillah berhasil,” kata Apriyani setelah laga.
Apriyani juga menekankan dalam pertandingan final tadi faktor yang tetap harus dikuasai selain teknis yakni mental.Untuk itu dirinya bersama dengan Greysia di setiap momennya terus menjaga fokus sehingga poin demi poin bisa mereka dapatkan.
“Yang paling penting memang jaga pikiran dan ketengan karena ini final jadi kita mau mentalnya dulu yang dinaiki. Pak kita masuk lapangan juga kita sudah terlihat tidak mau kalah,” kata Apriyani.
Greysia pada kesempatan sama mengaku bersyukur bisa meraih medali emas setelah dua Olimpiade sebelumnya gagal menyumbang medali.
Ia pun tak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat Indonesia yang telah mendukungnya bersama dengan Apriyani dan tak lupa kepada pemerintah yang telah memberikan perhatian lebih kepada olahraga Indonesia termasuk dirinya.
“Kami berdua benar-benar bersyukur dan berterima kasih kepada tuhan, kepada masyarakat Indonesia yang tidak henti-hentinya mendukung kami, kami tahu walaupun kami jarang-jarang main sosial media,” kata Greysia.
“Kalian mendoakan kami luar biasa, keluarga, pemerintah, semua petinggi-petinggi di Indonesia, Pak Presiden dan semaunya yang benar-benar mendoakan kami. Kami sangat bersyukur sekali, karena kami bisa dapat ini berkat dukungan dari masyarakat Indonesia,” sambungnya.
Beberapa momen terekam jelas bagaiman mental mereka sangat terjaga di pertandingan final kemarin.Pertama, saat Apriyani atau Greysia melakukan kesalahan mereka tetap melempar senyum sembari memberikan semangat dan berkata tetap fokus.
Komunikasi tak henti-hentinya Greysia/Apriyani lakukan sebelum servis dilakukan. Game kedua sangat terasa bagaiman Greysia/Apriyani bisa menjaga mental juara mereka. Pasalnya, usai interval kedua, perolehan poin mereka terlampau jauh bahkan hingga berjarak tujuh poin dari Chen Qing Chen/Jia Yia.
Apriyani sempat tak bisa menahan rasa bangganya saat poin bertambah saat itu menjadi 19 yang kemudian berteriak sambil berlari.
Melihat rekannya tengah euforia, Greysia coba menenangkan Apriyani “tahan dulu Pri. Fokus dulu,” kata Greysia kepada Apriyani sambil melempar senyum. Apriyani pun langsung menghampiri Greysia dan terlihat mencium tangan Greysia.
Pencapaian ganda putri meraih medali emas Olimpiade 2020 Tokyo telah mengukir sejarah baru bagi bulutangkis Indonesian sejak badminton dipertandingkan pada 1992 di Olimpiade.
Terlebih, di Olimpiade Tokyo ini ganda putri bukan lah nomor yang ditargetkan bisa mendulang medali emas.Torehan ini juga sekaligus melanjutkan tradisi medali emas dari cabor badminton di Olimpiade.
Terakhir pada Olimpiade 2016 silam, ganda campuran Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad sukses mempersembahkan emas untuk Indonesia.
Ginting Raih Perunggu
Di sisi lain, Anthony Sinisuka Ginting yang menghadapi Kevin Cordon di perebutan medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 sukses bawa pulang perunggu!
Perebutan medali perunggu nomor tunggal putra pada Senin (2/8) di Musashino Forest Plaza, Tokyo pukul 18.00 WIB, Ginting menang dua gim langsung dengan skor 21-11 dan 21-13.(kompas.com/tribun network/abdul majid)
Baca juga: Inilah Sosok Mitzi Abigail Pacar Anthony Ginting, Selebgram dan Mantan Atlet Bulutangkis
Baca juga: Inilah Sosok Qadafi Pelatih Asal Solo Sukses Bawa Bulutangkis Guatemala ke Semifinal Olimpiade Tokyo
Baca juga: Hasil Bulutangkis Olimpiade Tokyo 2021: Hendra/Ahsan The Daddies Kalah, Gagal Sumbang Emas Indonesia
Baca juga: KEJUTAN Bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020: Greysia Polii/Apriani Rahayu Juara Grup & Hentikan Rekor