PPKM Level 4
Kenapa Banyak Kasus Meninggal di IGD? Tingginya Angka Kematian Covid-19 Indonesia Jadi Sorotan Dunia
Media asing, Bloomberg pada 27 Juli lalu yang menyebut Indonesia menjadi negara terburuk di dunia dalam menangani pandemi.
"Dulu hampir tidak ada kematian di IGD. Orang datang sakit masuk IGD, diperiksa, tunggu sebentar ada kamar, kondisi memburuk, dia masuk ICU, jadi kebanyakan kasus yang dulu meninggal di ICU. Tapi dalam tiga bulan terakhir kami amati di IGD justru kematiannya tinggi," jelasnya.
Survei di 31 RS vertikal Kemenkes sejak Mei-Juli menunjukkan kasus meninggal di IGD mengalami kenaikan. Pada Mei, dari 2.433 kasus pasien masuk IGD, tercatat 3,7 persen pasien meninggal atau sekitar 89 orang.
Angkanya kemudian naik pada Juni, sebanyak 5.897 pasien masuk IGD ada 12,4 persen atau 733 kasus meninggal dunia.
Pada Juli, angka pasien masuk IGD semakin meningkat. Tercatat 7.545 pasien masuk IGD, dari angka tersebut 20 persen di antaranya atau 1.512 orang meninggal.
"Kami teliti di IGD kenapa banyak yang wafat, ternyata sebagian besar karena saturasi oksigen pada saat masuk sudah rendah sekali, banyak pasien masuk rumah sakit dalam kondisi saturasi di bawah 90 persen," tutur Budi.
50 persen di Jawa
Budi mengungkapkan, sebanyak 50 persen kasus kematian nasional terkait dengan covid-19 disumbang oleh 20 kabupaten/kota di Jawa. Data itu diambil selama PPKM Level 4 diterapkan pada 19-25 Juli 2021.
"Khususnya angka kematian memang tinggi. Kami analisa dari 20 kabupaten/kota terbesar di Jawa ini menyumbangkan 50 persen kasus kematian," katanya, dalam webinar, Senin (2/8).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Total kasus kematian di 20 kabupaten kota tersebut sebanyak 2.873 kasus selama penerapan pertama PPKM Level 4 di Jawa-Bali. Provinsi Jabar, Jateng, dan Jatim menjadi provinsi dengan sumbangan kasus kematian terbanyak.
Di Jabar, Purwakarta dan Karawang mencatat total kasus kematian terbanyak selama 19-25 Juli. Purwakarta menyumbang sebanyak 216 kasus kematian, sementara Karawang sebanyak 130 kasus kematian.
Kemudian ada sembilan kabupaten/kota di Jateng mencatat kasus kematian tinggi. Pertama, Kota Semarang dengan 340 kasus kematian, disusul Sragen 186 kasus kematian, Sukoharjo 163 kasus kematian, dan Wonogiri 153 kasus kematian.
Kemudian ada Kota Solo dengan 120 kasus kematian, Banjarnegara 107 kasus, Kebumen 101 kasus, Klaten 92 kasus, dan Karanganyar 92 kasus kematian.
Selanjutnya, sembilan kabupaten/kota di Jatim dengan sumbangan kasus kematian terbanyak antara lain tercatat di Jember 185 kasus, Kota Surabaya 162 kasus, Jombang 149 kasus, Trenggalek 136 kasus, dan Bojonegoro 122 kasus. Daerah lain yakni Bondowoso 114 kasus, Situbondo 108 kasus, Blitar 104 kasus, dan Bangkalan 93 kasus.
Adapun, sebanyak 1.568 kasus kematian yang terjadi selama 24 jam terakhir pada Senin (2/8), tersebar di 30 provinsi. Jatim menjadi daerah yang mencatatkan kasus kematian tertinggi, yaitu 352 kasus.
Kemudian diikuti Jateng sebanyak 333 kasus, dan DKI Jakarta sebanyak 154 kasus. (Tribunnews/CNNIndonesia)
Baca juga: Sinopsis Fast and Furious Tokyo Drift Big Movies GTV Pukul 22.30 WIB Balapan Liar di Jalanan Jepang
Baca juga: Update Klasemen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2021 Jumlah Medali Lebih Banyak Dibanding Olimpiade Rio
Baca juga: Amanda Manopo Pamit, Sinetron Ikatan Cinta Segera Tamat? Ini Curhat Galau Pemeran Andin
Baca juga: Kemenhub Siasati Anggaran untuk Lanjutkan Proyek Infrastruktur di Tengah Pandemi