Berita Viral
Sebelum Prank 2 Triliun, Hoaks Ini Bahkan Sampai Istana, Dari Ratu Markonah Hingga Janin Bicara
Mereka berdua mengaku merupakan pemimpin Suku Anak Dalam yang mempunyai kekuatan yang mumpuni
Aktivitas bayi ajaib terhenti setelah tape recorder yang dipasang di dalam pakaian Cut Zahara ditemukan Polisi Komdak XIII Kalimantan Selatan yang memburunya di Kampung Gambut, 14 kilometer dari Kota Banjarmasin.
Polisi menyita tape recorder EL 3302/OOG berikut kaset rekaman suara tangisan bayi dan bacaan ayat-ayat suci Al Quran.
3. Berita Tambang Emas di Busang (Era Soeharto)
Penipuan dan hoaks kembali terjadi tahun 1990-an yang sampai pada lingkaran Istana Kepresidenan.
Kali ini skandal tambang emas terbesar di dunia di Busang yang konsesinya dimiliki perusahaan kecil dari Kanada, Bre-X.
Buku Bre-X Sebungkah Emas di Kaki Pelangi (1997) karya Bondan Winarno mencatat skandal Busang juga ikut menyeret kekuasaan.
Kisah bermula saat geolog Filipina yang baru menjelajahi hutan Kalimantan mengaku menemukan jutaan ton emas siap ditambang. Dia pun berupaya mencari investor.
Salah satu yang tertarik adalah pengusaha Kanada David Walsh yang juga CEO Bre-X Gold Minerals.
Kehebohan penemuan emas di Busang membuat harga saham Bre-X di Kanada meroket dari 1,90 dollar Kanada per lembar saham pada akhir 1994 menjadi 24,8 dollar Kanada per lembar saham pada Juli 1996.
Soeharto kemudian berupaya mencegah agar emas di Busang dikuasai oleh Bre-X. Izin eksplorasi diubah. Bre-X pun hanya dibatasi pengelolaan sebanyak 45 persen.
Namun, emas tak juga ditemukan. Pada Maret 1997, Michael de Guzman "jatuh" dari helikopter saat terbang dari Samarinda ke Busang. Ada dugaan bahwa de-Guzman bunuh diri.
Ternyata pertambangan emas di Busang hanya tipu daya belaka, miliaran dollar kerugian investor pun menimpa pemodal di bursa saham Kanada dan Amerika Serikat.
4. Soewondo membobol uang Rp 35 miliar (Era Gus Dur)

Berita bohong juga pernah terjadi pada masa Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Saat itu, terdapat seorang bernama Soewondo yang membobol uang Yayasan Dana Kesejahteraan Karyawan (Yanatera) Badan Urusan Logistik (Bulog) senilai Rp 35 miliar.