Olimpiade 2020
Asosiasi Bulu Tangkis Korea Selatan Protes Perbuatan Lawan Greysia/Apriyani di Final Olimpiade 2021
Asosiasi Bulu Tangkis Korea Selatan Protes Perbuatan Lawan Greysia/Apriyani di Final Olimpiade 2021
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: abduh imanulhaq
Asosiasi Bulu Tangkis Korea Selatan Protes Perbuatan Lawan Greysia/Apriyani di Final Olimpiade 2021
Baca Artikel Lainnya tentang Olimpiade 2021 di Sini
TRIBUNJATENG.COM - Pebulutangkis asal China Chen Qing Chen yang bermain di nomor ganda putri Olimpiade Tokyo 2021 mendapat protes dari Asosiasi Bulu Tangkis Korea (BAK).
Chen Qing Chen yang berpasangan dengan Jia Yi Fan ,merupakan lawan Greysia Polii/Apriyani Rahayu di Final Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo 2021.
Protes ini bukan mengenai jalannya pertandingan final, melainkan saat Chen Qing Chen/Jia Yi Fan melawan pasangan ganda putri Korea Selatan.
Baca juga: Jadwal Final Sepak Bola Olimpiade Tokyo 2021, Brasil Vs Spanyol dan Meksiko Vs Jepang
Baca juga: Olimpiade Tokyo 2020 Turut Selamatkan Bumi dari Limbah HP, Begini Caranya
Baca juga: Update Klasemen Olimpiade Tokyo 2021, Posisi Indonesia Turun, Tak Bisa Tambah Medali Lagi
Baca juga: Bersinar di Olimpiade Tokyo, Asensio Justru Akan Dijual Real Madrid Demi Bintang PSG
Protes ini telah dilayangkan BAK ke pihak Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
BAK merasa perilaku Chen Qing Chen di lapangan tidak bisa ditoleransi.
Yakni saat Chen Qing Chen mengumpat atau melontarkan kata-kata kasar di lapangan ketika melawan pasangan ganda putri Korea Selatan di Olimpiade Tokyo 2021.
Kala itu Chen Qing Chen berkali-kali mengucapkan 'Wo Cao'.
Jika diterjemahkan 'Wo Cao' memang memiliki makna kasar.
BAK mengklaim, Chen Qing Chen telah melanggar kode etik pemain yang telah diatur oleh BWF.
Chen Qing Chen berulangkali mengucapkan "Wo Cao" pada pertandingan terakhir Grup D melawan Kim So-yeong/Kong Hee-yong (Korea Selatan) pada 27 Juli 2021.
Chen Qing Chen melontarkan sumpah serapah akibat frustrasi saat dia dan tandemnya, Jia Yi Fan, kalah pada gim pertama.
Selama gim kedua, dia meneriakkan sumpah serapah beberapa kali lagi dengan intensitas tinggi, termasuk saat dia dan Jia mencetak poin.
Chen/Jia akhirnya mengalahkan Kim/Kong 19-21, 21-16, 21-14 untuk menempati peringkat teratas grup.
Malamnya, Chen mengklarifikasi di media sosial pribadi dengan mengatakan bahwa dia mencoba untuk mendorong dirinya sendiri selama pertandingan dan hanya membuat pengucapan yang tidak akurat.
Namun, pemain China itu terdengar meneriakkan kata-kata kurang sopan yang sama ketika mereka bertemu Kim/Kong lagi pada pertandingan semifinal.
Chen/Jia akhirnya mengalahkan Kim/Kong 21-15, 21- 11.
Buntut dari ucapan tersebut, media Korea Selatan mulai melaporkan kontroversi ini dan telah menyebarluaskan kritik terhadap dua ganda putri China tersebut.
Keluhan ditujukan kepada BWF, bukan ke Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Pasalnya, IOC tidak memiliki aturan yang melarang pengucapan umpatan dalam pertandingan.
Berdasarkan peraturan BWF, pemain tidak boleh menggunakan kata-kata kotor yang cukup keras untuk didengar oleh wasit dan penonton.
Anggaran Dasar BWF, Bagian 2.2.4:
KODE ETIK: PEMAIN
Pemain bertanggung jawab atas presentasi, perilaku, sikap, dan kinerja antara lain sebagai berikut:
3.2.9. Tidak menggunakan kata-kata yang umum dikenal dan dipahami dalam bahasa apa pun untuk menjadi ucapan tidak senonoh dan diucapkan dengan jelas dan cukup keras untuk didengar oleh wasit atau penonton.
Chen Qing Chen dan Jia Yi Fan adalah pasangan China yang dikalahkan Greysia Polii/Apriyani Rahayu dalam final ganda putri bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020, 2 Agustus lalu.
Greysia/Apriyani menang 21-19 dan 21-15 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo.
Mereka menjadi ganda putri Indonesia pertama yang berhasil merebut medali emas Olimpiade.
Selain Chen, perenang Australia, Kaylee McKeown, juga tidak bisa mengontrol emosinya setelah memenangi medali emas nomor gaya punggung 100 meter pada Olimpiade Tokyo 2020.
Ketika dia ditanya oleh media Australia tentang apa yang ingin dia katakan kepada ibu dan saudara perempuannya yang sedang menonton, McKeown menjawab, "F*** yeah".
Dia kemudian menutup mulutnya setelah menyadari apa yang sebenarnya dia katakan.
Adam Peaty (Inggris Raya) yang menjadi perenang Inggris pertama dalam sejarah dan berhasil mempertahankan medali emas Olimpiade pada nomor gaya dada 100 meter juga mengatakan "f—ing"
Contoh lain adalah ketika atlet layar Denmark, Anne-Marie Rindom memenangi medali emas pertama Denmark. Dia berkata, "F—, itu sangat keren."
(*)