Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Fokus

Fokus : Hormat Setinggi-tingginya

Pencapaian keduanya menguatkan mental bangsa saat pandemi menghantam pilar-pilar ekonomi, sosial, dan politik bangsa.

Penulis: abduh imanulhaq | Editor: Catur waskito Edy
tribunjateng/cetak/grafis bram kusuma
Abduh Imanulhaq atau Aim wartawan Tribun Jateng 

Oleh Abduh Imanulhaq

Wartawan Tribun Jateng

ENGKAU bak pelita, penerang dalam gulita. Terima kasih Greysia Polii dan Apriyani Rahayu.

Pencapaian keduanya menguatkan mental bangsa saat pandemi menghantam pilar-pilar ekonomi, sosial, dan politik bangsa. Di Olimpiade Tokyo, pasangan ini sukses merebut medali emas cabang bulutangkis.

Tenaga dan keringat mereka membuat bendera Merah Putih dikerek tinggi di ibukota Jepang. Kemudian lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang disambut derai air mata bahagia.

Prestasi itu ibarat setitik air di gurun pasir. Keduanya tak diragukan lagi menjaga marwah Indonesia sebagai salah satu kekuatan utama badminton dunia.

Greysia dan Apriyani menjaga tradisi medali emas dari cabang tepok bulu di Olimpiade berlanjut. Beban itu semula berada paling berat di pundak ganda putra.

Ternyata dewi fortuna belum berpihak kepada Marcus Gideon/Kevin Sanjaya dan Hendra Setiawan/Moh Ahsan. Ikhtiar dan kerja keras mereka di lapangan masih belum mampu menjadi yang terbaik.

Sungguhpun demikian, kita tetap menyampaikan perasaan hormat kepada kedua pasangan tersebut. Kebanggaan yang sama juga dihaturkan kepada seluruh olimpian Indonesia yang berlaga di Tokyo.

Meraih medali ataupun tidak, mereka tetap putra-putri terbaik bangsa. Ada 28 atlet yang membawa nama negara dari cabang olahraga bulutangkis, atletik, panahan, menembak, dayung, angkat besi, selancar, dan renang.

Total lima medali yang dibawa pulang ke negeri tercinta. Ada satu medali emas dan satu perunggu dari bulutangkis serta satu perak dan dua perunggu dari angkat besi.

Khusus Greysia dan Apriyani, ayunan raketnya merawat keharuman nama Indonesia selalu terjaga di gelanggang internasional. Suka tidak suka, melebihkan atau tidak, kontribusi bulutangkis terhadap marwah bangsa ini di tengah pergaulan dunia amat besar.

Tanpa mengabaikan cabang lain, badminton sukses mengatrol reputasi kita di dunia olahraga. Mungkin terdengar hiperbolis, tapi itulah situasinya dari masa ke masa.

Ada ungkapan: setiap bangsa membutuhkan pahlawan. Pahlawan dibutuhkan untuk membuat nasion itu lebih percaya diri akan kemampuannya.

Olahragawan satu dari sedikit figur yang bisa dijadikan pahlawan. Sikap pantang menyerah, kemauan kuat bersaing, disiplin berlatih, kemauan bekerja sama, hormat kepada lawan serta pelatih dan wasit, menjalankan aturan main adalah contoh-contoh yang baik untuk ditiru dalam kehidupan yang lebih luas.

Saat Indonesia membutuhkan contoh pahlawan olahraga, bulutangkis menyediakan begitu banyak nama. Karakter mereka beragam, kepribadiannya berbeda-beda, tapi kehendak mengharumkan nama bangsa di kancah internasional amat tinggi.

Tentu kita berharap para pebulutangkis nasional selalu menjaga gairah berprestasi, tak berpuas diri. Harapan yang tersematkan kepada para atlet lain penghuni Pelatnas Cipayung.

Di tengah meredupnya pamor badminton nasional, keberadaan mereka adalah berkah bagi bangsa ini. Berkah itu adalah kerja keras seluruh pemangku kepentingan di cabang tepok bulu.

Mereka tetap gigih melahirkan calon juara kendati perhatian masyarakat Indonesia terus menipis. Bagi mereka, hormat kita setinggi-tingginya. (*)

Baca juga: Fokus : Mengulik PNS Fiktif yang Sedot APBN

Baca juga: Fokus : Borong Dagangan

Baca juga: Fokus : Menjaga Akal Sehat

Baca juga: Fokus : Bismillah, Bukan Wacana Lagi

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved