Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Apriyani Rahayu

Sang Ayah Beberkan Awal Karier Apriyani di Bulu Tangkis, Main Pakai Raket Kayu hingga Menahan Ejekan

Sang Ayah Beberkan Awal Karier Apriyani di Bulu Tangkis, Main Pakai Raket Kayu hingga Menahan Ejekan

Alexander NEMENOV / AFP
Update Klasemen Olimpiade Tokyo 2021, Posisi Indonesia Melesat Setelah GreysiaApriyani Sumbang Emas. Foto: Atlet Indonesia Apriyani Rahayu (kanan) dan Greysia Polii Indonesia berpose dengan medali emas bulu tangkis ganda putri mereka pada upacara selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 2 Agustus 2021. 

Sang Ayah Beberkan Awal Karier Apriyani di Bulu Tangkis, Main Pakai Raket Kayu hingga Menahan Ejekan

TRIBUNJATENG.COM - Ada kisah panjang di balik kesuksesan Apriyani Rahayu meraih medali emas di cabor bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2021.

Perjuangan Apriyani mencapai titik tinggi tidak mudah.

Pebulutangkis asal Konawe, Sulawesi Tenggara ini mengawali pijakannya dengan sebuah raket yang terbuat dari kayu.

Baca juga: Presiden Jokowi Serahkan Bonus Rp 5,5 Miliar kepada Greysia Polii/Apriyani Rahayu

Baca juga: WAWANCARA Bersama Amirudin, Ayah Apriyani Peraih Medali Emas Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020

Baca juga: Mewahnya Hadiah Rumah di Kawasan Elit Buat Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Intip Fasilitasnya

Baca juga: Hadiah Rumah Buat Greysia Polii/Apriyani Rahayu Bernilai 7,1 Miliar Rupiah

Apriyani kecil dikenal sebagai sosok yang gemar berolahraga.

Mulai dari sepak bola, sepak takraw, hingga bulu tangkis.

Sang Ayah Beberkan Awal Karier Apriyani di Bulu Tangkis, Main Pakai Raket Kayu hingga Menahan Ejekan
Sang Ayah Beberkan Awal Karier Apriyani di Bulu Tangkis, Main Pakai Raket Kayu hingga Menahan Ejekan (Tangkapan Layar Kompas TV)

Melihat tekad putrinya yang bulat dalam olahraga, terutama bulu tangkis membuat, Amiruddin Pora, ayah Apriyani, mencurahkan segalanya untuk mendukung sang anak.

Bahkan, Amiruddin Pora pernah membuatkan raket dari kayu untuk Apriyani.

Raket kayu itulah yang menjadi awal kesuksesan Apriyani hingga memenangkan Olimpiade Tokyo 2021.

Perjuangan Apriyani memang tak mudah, apalagi Ia lahir di Konawe, yang jauh dari Ibu Kota Negara.

Sang Ayah harus berjibaku untuk mendukung pilihan sang anak menggeluti bulu tangkis.

Amiruddin Pora sangat gigih mencari dana untuk mendukung karier putrinya.

Kalimat negatif bahwa sang putri tidak akan sukses menjadi pebulu tangkis tidak menyurutkan niat Amiruddin.

Dukungan besar tersebut membuat Apriyani tidak bisa menahan haru saat bertemu untuk pertama kali dengan ayahnya setelah meraih medali emas Olimpiade.

Dalam bincang-bincang Rosi Spesial di Kompas TV, Apriyani menjelaskan bagaimana ayahnya tak pernah jemu mendukungnya untuk menjadi atlet yang sukses.

"Jadi opande (ayah, red) ini tuh, banyaknya cibiran, banyaknya omongan Apri gak bisa jadi pemain dunia karena posturnya yang pendek," kata Apriyani.

"Tetapi dengan ketulusan opande, semangatnya, jadi dia gak pernah patah, sama sekali, gak pernah ngerasain sakit, gitu-gitu gak pernah jadi terus aja."

Adapun kedekatan Apriyani terhadap bulu tangkis diturunkan oleh ibunya, Siti Djauhar.

Ibu Apriyani kebetulan menggemari bulu tangkis, tenis meja, dan voli.

Siti pun kerap mewakili dinas setempat untuk turnamen olahraga tersebut.

Proses perkenalan Apriyani dengan bulu tangkis pun dimulai dengan sebuah raket sederhana yang terbuat dari kayu.

Ibu Apriyani sebenarnya memiliki raket.

Hanya saja tubuh Apriyani yang kecil membuat raket normal rentan rusak karena mudah terbentur tanah.

Saking kecilnya, Amiruddin menuturkan Apriyani kalah tinggi dengan tas raketnya meski sudah mulai terjun ke dalam turnamen usia dini.

"Ini raket awalnya dia latihan bulu tangkis," kata Amiruddin sambil menunjukkan benda kenangan masa kecil putrinya.

"Dia itu kalau mau main sebelum ini sudah disiapin raketnya."

"Masih kecil ini, dia bilang opa-omande tolong temani Ani (sapaan akrab Apriyani) mau main."

"Masih kecil sekali. Saya bikinkan raket yang agak kecil sesuai badannya."

"Ada raket punya mamanya tetapi belum bisa karena banyak pasir, sedikit pukul banyak putus."

"Kalau (Apriyani bermain) dengan anak kecil ini yang dipakai," sambungnya.

Raket kayu Apriyani pun menjadi perhatian.

Ketua PP PBSI, Agung Firman Saputra, yang juga menjadi bintang tamu, tergerak untuk mencobanya.

Agung Firman menyebut raket kayu Apriyani berat ketika mencoba mengangkatnya.

"Iya berat dong," katanya menjawab pertanyaan Greysia.

Greysia setuju setelah ikut mencoba raket partnernya itu.

Padahal menurut Apriyani papan yang menggantikan kepala raket seharusnya berukuran sedikit lebih besar.

"Pantes Apri tangannya kuat," kata Greysia.

Apriyani memang kerap menjadi tukang gebuk di lapangan.

"Begini semestinya latihan kemarin pake raket ini," ucapnya setengah bercanda.

Greysia/Apriyani diharapkan bisa mengulangi performa apik mereka pada dua kejuaraan dunia beregu yang berlangsung mulai bulan depan.

Pasangan peringkat enam dunia itu akan memperkuat tim beregu campuran Indonesia pada Piala Sudirman 2021 yang digelar di Finlandia pada 26 September-3 Oktober.

Enam hari berselang, Greysia/Apriyani direncanakan kembali turun ke lapangan, kali ini bersama tim beregu putri Indonesia di Piala Uber.

Piala Thomas dan Uber 2021 akan berlangsung di Denmark pada 9-17 Oktober.

Apriyani Rahayu menorehkan tinta emas setelah berhasil menyabet medali emas pada Olimpiade Tokyo 2021.

Apriyani Rahayu memenangi nomor bulu tangkis ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 bersama pasangan tandingnya, Greysia Polii.

Apresiasi terhadap Apriyani dan Greysia makin tinggi lantaran medali emas mereka menjadi satu-satunya emas yang diraih Indonesia pada Olimpiade Tokyo 2021.

Apriyani dan Greysia juga memutus sejarah buruk pasangan ganda putri Indonesia yang tak pernah meraih medali di Olimpiade.

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved