Berita Semarang
PPKM Level 4 Berakhir Hari Ini, Walikota Hendi Ungkap Situasi Terkini di Semarang
Masa pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 yang berlaku di pulau Jawa - Bali berakhir Senin (16/7/2021)
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Masa pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 yang berlaku di pulau Jawa - Bali berakhir Senin (16/7/2021).
Hingga saat ini, Pemerintah Kota Semarang masih menunggu kebijakan selanjutnya dari pemerintah pusat.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi berharap, ada kelonggaran yang dapat diberlakukan di ibu kota Jawa Tengah ini mengingat kasus Covid-19 sudah kian menurun.
"Kita sudah terbiasa menunggu Inmendagrinya (Instruksi Menteri Dalam Negeri) bagaimana. Kalau evaluasi di Kota Semarang sudah semakin menurun. Mestinya, ada hal-hal yang semakin dilonggarkan, tapi kita tunggu lah," ujar Hendi, sapaan akrabnya, Senin siang.
Hendi menjelaskan, Covid-19 aktif di Kota Semarang saat ini ada 378 orang.
Sebanyak 229 merupakan warga Semarang dan 149 warga luar kota.
Artinya, jumlah itu sudah sangat jauh menurun dibanding beberapa pekan lalu.
Dari sisi vaksinasi, pemkot juga melakukan percepatan untuk segera membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity.
Vaksinasi dosis pertama (V1) sudah mencapai 861 ribu sasaran atau setara 66 persen dari targer 1,3 juta sasaran.
Sedangkan, vaksinasi dosis kedua (V2) sudah mencapai 37,9 persen atau sekitsr 495 ribu sasaran.
Bed occupancy ratio (BOR) atau keterisian tempat isolasi saat ini berada pada angka 17,5 persen.
Dengan adanya penurunan kasus dan BOR isolasi, Hendi berharap Kota Semarang bisa turun level dari semula berada pada level 4.
"Harapannya turun level, tapi kita tidak boleh mengandai-andai. Penurunan level tergantung tiga hal yaitu jumlah penderita turun, angka kematian di bawah lima persen, dan tracing," sebutnya.
Diakuinya, tracing atau penelurusan terhadap kontak erat penderita Covid-19 di Kota Semarang memang belum bisa memenuhi target.
Kota yang dipimpinnya tersebut ditarget oleh pemerintah pusat sebanyak 3.800 warga per hari.
Sedangkan, tracing baru menenyentuh 2.000 warga per hari.
"Ada berbagai kendala tapi sudah kami evaluasi di wilayah kesehatan. Kendalanya memasukan hasil tracing ke aplikasi. Ini perlu orang-orang khsus. Perlu siapkan banyak orang supaya hasil tracing bisa mausk ke aplikasi si lacak. Ini perlu sebuah proses," terangnya.
Meski tracing belum sesuai standar dari pemerintah pusat, lanjut Hendi, Kota Semarang sudah mampu menunkan angka kasus Covid-19 serta angka kematian.
Dia menyebut, angka kematian yang sebelumnya 6,1 persen kini sudah dapat semakin ditekan.
"Kita lihat apakah angka kematian dan penurunan penderita mampu menurunkan level," tambahnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman mengapresiasi kerja keras Pemerintah Kota Semarang, Forkopimda, dan masyarakat dalam penanganan pandemi Covid-19 selama PPKM level 4.
Dia menilai, kerja keras tersebut membuahkan hasil cukup baik yakni menurunnya angka kasus di Kota Semarang.
"Persoalannya kami masih menunggu juklak dari pusat. Harapan kami, sudah tidak diperpanjang dan harus ada kelonggaran," ucap Pilus, sapaannya.
Kelonggaran harus dilakukan, sambung Pilus, agar ekonomi masyarakat terao berjalan. Sektor ekonomi dan kesehatan diharapkan bisa sama-sama berjalan.
"Harapan kami mudah-mudahan tidak diperpanjang tapu aturan dikembaliken ke daerah. Sekarang, mall sudah dibuka tapi umur 12 tahun ke bawah tida boleh. Itu bagus," ujarnya.
Dia berharap, ada kelonggaram selanjutnya terutama bagi para pedagang kaki lima (PKL). Pembatasan tetap diterapkan dan penambahan jam operasional sangat diharapkan oleh para pedagang.
"Jam PKL bisa ditambah. Hanya Pembatasan tetep diberlakukan. Orang makan jangan berjubel. Sepanjang diterapkan dan ada aturan, dikasih peringatan dikasih sanksi, pasto bisa," paparnya. (eyf)