Berita Internasional
3 Faktor Mengapa Taliban Begitu Kuat & Mampu Rebut Ibu Kota Afghanistan Dalam 10 Hari
Taliban yang begitu kuat bahkan membuat ibu kota Afghanistan, Kabul, jatuh hanya dalam tempo 10 hari. Terdapat 3 faktor yang membuatnya begitu kuat
TRIBUNJATENG.COM, KABUL - Kelompok Taliban berhasil merebut kembali pemerintahan Afghanistan dari belenggu Amerika Serikat dan sekutunya dalam waktu yang cukup singkat.
Sebelumnya, diprediksi bahwa Taliban memang bakal merebut Kabul, Ibu Kota Afghanistan dalam hitungan bulan. Namun yang terjadi, perebutan tersebut berangsung jauh dari prediksi sejumlah pihak.
Kini, setelah Taliban menguasai Ibu Kota, muncul kekhawatiran di tengah warga hingga membuat mereka berbondong-bondong ke bandara untuk pergi ke luar negeri, meninggalkan Afghanistan.
Di sejumlah lokasi, pasukan Taliban mengatur lalu lintas. Mereka menggeledah mobil, terutama kendaraan yang dulunya milik polisi dan tentara.
Mereka telah mengambil semua kendaraan itu dan menggunakannya.
Kalaupun ada orang yang mengaku Taliban mengendarai kendaraan itu, dia tetap dihentikan di pos pemeriksaan.
Pasukan Taliban berkata kepada BBC bahwa mereka ingin memastikan para pengendara itu bukan penjarah atau pencuri yang menyamar sebagai anggota Taliban
Ada tiga faktor yang menyebabkan mengapa Taliban sulit dikalahkan pada tahun ini.
Taliban yang begitu kuat bahkan membuat ibu kota Afghanistan, Kabul, jatuh hanya dalam tempo 10 hari.
Melansir BBC pada Jumat (13/8/2021), berikut adalah tiga faktor kenapa Taliban susah dikalahkan tahun ini.
1. Kekuatan Taliban
Pemerintah Afghanistan seharusnya, secara teori, masih berada di atas angin dengan kekuatan lebih besar yang dimilikinya. Pasukan keamanan Afghanistan berjumlah lebih dari 300.000 orang setidaknya di atas kertas. Jumlah itu termasuk angkatan darat, udara, serta kepolisian Afghanistan.
Namun, kenyataannya negara ini selalu kepayahan dalam memenuhi target perekrutan anggota keamanan.
Tentara dan polisi Afghanistan punya riwayat buruk perihal kematian yang tinggi, desersi, serta korupsi.
Sejumlah komandan tak bermoral meminta anggaran yang diklaim untuk pasukannya, namun sebenarnya prajurit-prajurit itu tidak pernah ada. Praktik ini disebut "tentara hantu".