Berita Internasional
Bertahun-tahun Jadi Sosok Misterius, Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid Akhirnya Muncul
Setelah bertahun-tahun hanya bersuara di ujung telepon, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, akhirnya menunjukkan wajahnya.
Melalui juru bicaranya, Zabihullah Mujahid, Taliban berjanji akan menghormati hak-hak perempuan dan memaafkan mereka yang memerangi Taliban.
Kendati demikian, Mujahid tidak menjelaskan lebih lanjut soal pernyataan Taliban yang mengatakan akan menghormati hak-hak perempuan.
Namun, Taliban telah mendorong perempuan untuk kembali bekerja dan mengizinkan anak-anak gadis kembali bersekolah.
Dikutip dari AP News, Taliban juga memastikan Afghanistan tidak menjadi surga bagi teroris.
Mujahid mengatakan Taliban tidak akan membiarkan Afghanistan digunakan sebagai pangkalan untuk menyerang negara lain, seperti pada tahun-tahun sebelum tragedi 9/11.
Jaminan itu adalah bagian dari kesepakatan damai 2020 yang dicapai antara Taliban dan pemerintahan Donald Trump, yang membuka jalan bagi penarikan tentara Amerika Serikat (AS).
Mujahid menegaskan kembali bahwa Taliban telah menawarkan amnesti penuh pada warga Afghanistan yang bekerja untuk AS dan pemerintah yang didukung Barat.
Dia mengatakan media swasta harus "tetap independen", tetapi jurnalis "tidak boleh melawan nilai-nilai nasional."
Pernyataan ini merupakan bagian dari publisitas yang bertujuan untuk meyakinkan kekuatan dunia dan warga yang ketakutan.
Disisi lain, suasana di ibu kota Kabul masih mencekam setelah penjara dan gudang senjata dikosongkan selama serangan Taliban di seluruh negeri.
Penduduk Kabul mengatakan sekelompok pria bersenjata pergi dari pintu ke pintu mencari orang-orang yang bekerja dengan pemerintah dan pasukan keamanan yang digulingkan.
Tetapi, tidak jelas apakah kelompok bersenjata itu adalah Taliban atau penjahat yang menyamar.
Menyusul serangan kilat di Afghanistan yang membuat banyak kota jatuh ke tangan Taliban tanpa perlawan, Taliban telah berusaha menggambarkan diri mereka lebih moderat.
Dibanding saat mereka memberlakukan pemerintahan Islam yang ketat pada akhir 1990-an.
Namun, banyak orang Afghanistan tetap skeptis - dan ribuan warga berlomba ke bandara untuk melarikan diri dari negara itu.