Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Afghanistan

Deretan Senjata dan Kekuatan Taliban Mengerikan Bikin AS Keteteran dan Militer Afghanistan Tumbang

Teka-teki kenapa Amerika Serikat tiba-tiba memutuskan keluar dari Afghanistan? Ternyata tak heran bila Amerika keteteran  dan militer Afghanistan

Twitter/via dailymail
Pejuang Taliban berpose dengan helikopter Blackhawk angkatan udara Afghanistan buatan AS di lapangan terbang Kandahar yang direbut 

TRIBUNJATENG.COM, KABUL -- Teka-teki kenapa Amerika Serikat tiba-tiba memutuskan keluar dari Afghanistan? Ternyata tak heran bila Amerika keteteran  dan militer Afghanistan yang dibangunnya pun tumbang.

Terkuak inilah deretan senjata militer dan kekuatan tempur Taliban yang begitu mengerikan ini.

Militer Afghanistan memang kalah telak oleh Tliban, bahkan militer AS pun keteteran.

Terenyata disamping kehebatan strateginya, Taliban juga dilengkapi dengan jaringan hingga senjata militer yang amat canggiih.

Menurut 24h.com.vn, pada Senin (16/8/21), banyak foto menunjukkan Taliban memiliki peralatan militer, pasukan elit dan mata-mata.

Senjata tempurnya pun lengkap, mulai dari jet tempur, amunisi, senjata, dan kendaraan lapis baja.

Ketika Taliban menyatakan perang telah berakhir di Afghanistan, orang-orang bersenjata itu membual tentang rampasan militer modern senilai miliaran dolar yang diberikan oleh AS kepada tentara Afghanistan.

Meskipun AS membawa serta senjata "canggih" ketika menarik diri dari Afghanistan.

Kemenangan beruntun Taliban masih memberi kelompok bersenjata berbagai kendaraan, humvee, senjata ringan, dan amunisi.

Taliban menyita berton-ton amunisi dan senjata, serta ratusan kendaraan lapis baja.

Gambar yang beredar online menunjukkan truk lapis baja buatan Amerika, dengan bendera Taliban, melewati berbagai bagian negara itu.

Taliban juga menyita banyak pesawat tempur, termasuk helikopter dan UAV, yang ditinggalkan oleh pasukan pemerintah.

Kelompok itu dikatakan telah menangkap sebuah helikopter serang darat Mi-35 di Kunduz. Pesawat tampak utuh, hanya baling-balingnya yang dilepas.

Setidaknya satu UH-60 Blackhawk dihancurkan dan satu helikopter MD 530 diyakini telah ditangkap di luar Ghazni.

Harta rampasan modern disita di Herat dan Kandahar saat Taliban menyebarkan rekaman beberapa pesawat di tangan mereka.

Kedua kota besar itu memiliki bandara besar dan instalasi militer di pinggiran yang telah dihancurkan oleh Taliban.

Rekaman yang beredar online menunjukkan pejuang Taliban memeriksa dua helikopter tempur di hanggar dan bangunan yang berdekatan yang penuh dengan suku cadang.

Video lain menunjukkan dua Blackhawks, serta dua helikopter angkut Mi-17 di tangan militan di bandara Kandahar.

Rekaman yang belum diverifikasi muncul pada 14 Agustus, difilmkan di bandara Kandahar, menunjukkan Mi-17 dan UH-60 yang ditangkap oleh Taliban bersiap untuk lepas landas.

Dalam satu video, Taliban memamerkan helikopter militer buatan Rusia sebagai rampasan mereka.

Video tersebut tampaknya telah difilmkan di hanggar di Pangkalan Udara Kandahar di Afghanistan selatan.

Seorang pria bersenjata Taliban terdengar mengatakan bahwa setidaknya ada lima helikopter dan beberapa jet di dalam pangkalan.

Pesawat buatan AS masing-masing diperkirakan bernilai beberapa juta dolar.

Sebuah video yang menunjukkan tentara Afghanistan menyerah di kota Kunduz juga menunjukkan pejuang Taliban mengambil alih kendaraan tentara yang sarat dengan senjata berat.

Menurut Telegraph, AS telah menghabiskan $88 miliar untuk melatih dan memperlengkapi tentara dan polisi Afghanistan, terhitung hampir dua pertiga dari dukungan sejak 2002.

Pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia Zamir Kabulov mengatakan kepada kantor berita RIA-Novosti bahwa saat ini tidak ada rencana untuk mengevakuasi staf di kedutaan negara itu di Kabul.

Rusia berkoordinasi dengan negara lain untuk mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB tentang Afghanistan.

Kabulov mengatakan Taliban telah memberikan keamanan untuk kedutaan Rusia.

Duta Besar Rusia untuk Afghanistan Dmitry Zhirnov berencana bertemu dengan perwakilan Taliban untuk membahas keamanan misi diplomatik Rusia, menurut atase pers kedutaan Nikita Ishchenko.

Meskipun Rusia menganggap Taliban sebagai organisasi teroris, Rusia telah secara terbuka menangani kelompok tersebut dan menerima delegasi Taliban pada tahun 2018. (*)

Baca juga: Wali Kota Perempuan di Afghanistan Khawatir Akan Dibunuh Taliban: Mereka Akan Datang

Baca juga: Alasan Indonesia Tidak akan Tutup KBRI di Kabul Meski Taliban Sudah Berkuasa di Afghanistan

Baca juga: Rusia Akui Taliban sebagai Penguasa Sah Afghanistan, Sebut Kabul Lebih Aman di Bawah Kendali Taliban

Baca juga: Taliban Janjikan Afghanistan Damai, Tak Ada Balas Dendam dan Perampasan Hak Perempuan

Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved