Berita Pati
KISAH Dokter Sekaligus Kepala Desa di Pati Pantau Warganya untuk Tekan Angka Covid-19 di Desanya
Dokter sekaligus Kepala Desa Pelemgede, Kecamatan Pucakwangi, Hadi Mustamar, sedang mengecek kondisi kesehatan warga atau pasiennya, di klinik milik
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, PATI -- Tugas ganda melekat pada sosok Hadi Mustamar. Selain sebagai Kepala Desa Pelemgede dia juga seorang dokter. Maka masa pandemi ini Hadi berusaha keras agar warganya bisa sehat dan selamat. Begini strateginya.
Sebagai seorang dokter sekaligus kepala desa, Hadi Mustamar (40), merasa punya tanggung jawab lebih besar untuk menjaga agar warga Desa Pelemgede, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati terhindar dari penularan Covid-19.
Karena itu, sejak awal pandemi, dia berusaha memaksimalkan kerja sama dengan bidan desa, Poliklinik Kesehatan Desa (PKD), Bintara Pembina Desa (Babinsa), Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas), dan tokoh agama.
Usahanya membuahkan hasil baik. Angka kasus Covid-19 di Desa Pelemgede terbilang minim. Tahun 2021 ini, hanya tiga orang warga setempat yang terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil swab.
"Itu pun mereka hanya isolasi mandiri (isoman), dan semua sudah sembuh. Kalau yang meninggal (akibat Covid-19) tahun ini ada dua.
Tahun lalu satu orang. Ketiganya meninggal di rumah sakit. Mereka juga punya riwayat sakit (komorbid) dan berusia lanjut," kata Hadi ketika diwawancara Tribunjateng.com, Senin (16/8).
Di klinik tempat praktiknya di sebelah utara SMPN 1 Pucakwangi, Hadi juga menyediakan ruang-ruang isolasi khusus berkapasitas 20 pasien.
"Namun alhamdulillah ruang isolasi di klinik saya belum terpakai. Karena warga yang bergejala bisa sehat dengan isolasi mandiri," tutur suami dari Nur Ida Ariani ini.
Warga patuh
Hadi mengakui, pada masa pandemi ini, jumlah warga yang datang berobat padanya meningkat tiga kali lipat dibanding sebelumnya. Mereka datang dengan kesadaran sendiri karena merasa bergejala.
Rata-rata mereka datang dengan keluhan demam, batuk, dan pilek. Biasanya langkah penanganan awal yang dia berikan ialah memberikan parasetamol, antibiotik, vitamin, dan menyarankan pasiennya untuk berjemur,
"Kalau gejala sudah mengarah agak berat, saya sarankan isoman di rumah. Alhamdulillah di tempat kami tidak ada warga yang sampai harus dijemput paksa untuk isolasi.
Begitu merasa punya gejala yang mengarah ke covid, mereka secara sadar berobat dan patuh untuk karantina mandiri," kata ayah dari Nayra Sabrina Mustamar dan Almahyra Mecca Mustamar ini.
Hadi mengatakan, sebagai dokter sekaligus kepala desa, dia memang ingin agar warganya tidak sampai harus dibawa ke rumah sakit akibat terjangkit Covid-19 dengan kondisi cukup parah.
Pihaknya berupaya langsung melakukan langkah penanganan sejak dini.