Liputan Khusus
Dosen Unnes : Masyarakat Abai Tindakan Kumpul Kebo dan Prostitusi Bikin Para Pelaku Makin Berani
Kos mewah dengan tarif di atas Rp 1,5 juta per bulan di Kota Semarang lengkap dengan fasilitas dan kenyamanan bagi penghuni atau penyewa.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Kos mewah dengan tarif di atas Rp 1,5 juta per bulan di Kota Semarang lengkap dengan fasilitas dan kenyamanan bagi penghuni atau penyewa.
Lokasi strategis, mudah diakses dan jalan lebar menjadi pertimbangan orang untuk menyewanya. Fasilitas dan kenyamanan (kebebasan) ini sering disalahgunakan oleh wanita panggilan untuk mencari pelanggan.
Menanggapi hal ini, Novia Wahyu Wardhani, Dosen Politik dan Kewarganegaraan Unnes mengatakan fenomena ini banyak terjadi dan tidak bisa kita pungkiri.
Sudah ada sejak lama dan terus bertambah. Hal ini memberikan indikator bahwa tingkat kekayaan seseorang tidak berbanding dengan tingkat moralitas.
Kedua, banyak orang yang ingin sukses secara instan.
Ketiga, masyarakat makin abai terhadap tindakan kumpul kebo atau prostitusi. Ini secara tidak langsung membuat mereka para pelaku semakin berani dan menjadi kebiasaan.
Orang melakukan kumpul kebo di kos-kosan. Zaman sekarang justru malah orang lain malu untuk menegurnya. Sedangkan di kos itu hanya ada pembantu yang tak punya power untuk melarang.
Kos mewah memang menjadi tempat berkembang biak yang baik karena minim pengawasan. Pemilik dan pengelola cenderung abai.
Mereka anggap hanya menyewakan kamar saja, sedangkan masalah mereka di kamar mau ngapain, itu privasi mereka.
Bagi orang yang memiliki uang tentu memilih tempat-tempat ini karena dirasa lebih aman.
Ini pertanda nilai moral tidak lagi lebih penting dari materi.
Bila hal ini terus berlanjut maka sudah bisa diprediksi tatanan nilai akan berubah suatu saat nanti menjadi lebih individualis, dan materialis lagi.
Solusinya, pertama melalui keluarga memperkuat nilai-nilai keagamaan, kedua melalui sekolah sejak PAUD memperkuat nilai-nilai ketuhanan, kepedulian, dan kesusilaan.
Memperkuat peraturan perundangan yang berlaku untuk mencegah dan meminimalisir berkembangnya prostitusi. Mengaktifkan peran serta masyarakat dalam melaporkan dan sebagai salah satu unsur pengawasan.
Selain itu perlu kontrol media massa dan elektronik untuk memberikan contoh yang baik. Seperti menviralkan pelaku prostitusi yang dampaknya ternyata orang menjadi semakin tidak malu karena banyak teman.
Saling mengumbar aib dan sebagainya. cukup menayangkan ada tindakan demikian yang dilakukan oleh inisial yang diikuti anjuran dan himbauan agar tidak mengikuti kesalahannya dampak sosial, dan hukumnya itu lebih penting ditonjolkan bukan hanya kronologis bagaimana ia melakukan.
Sebelumnya diberitakan beberapa hari terakhir ini terungkap sejumlah kejahatan terjadi di "kos mewah" antara lain pembunuhan, pencurian disertai kekerasan, dan sebagainya.
Mayoritas koban adalah wanita. Dan pelaku merupakan pelanggan atau pengguna jasanya dan atau pasangannya. Ada kecenderungan wanita panggilan (pekerja seks komersial) menyewa kamar kos mewah untuk menjajakan dirinya. Melayani pelanggan atau pria hidung belang di kamar kos tersebut.
Tribunjateng.com melakukan penelusuran dengan menemui pria pengguna jasa, pengelola kos, maupun wanita penghuni kos mewah.
Seorang pria sebut saja Ucup (nama samaran), mengaku tak heran adanya prostitusi di kos mewah. Pasalnya, banyak indekos eksklusif disalahgunakan jadi tempat mesum maupun prostitusi online.
Ucup mengaku sudah beberapa kali menggunakan jasa wanita PSK yang tinggal di kos. Ada beberapa wanita yang menawarkan jasa seks di kos. Namun ada pula yang memilih untuk menjajakan dirinya di hotel terdekat.
"Setahu saya kalau pilih hubungan di kos itu karena alasa murah. Tarifnya tidak sampai jutaan. Paling hanya ratusan ribu. Sebab dia tidak perlu sewa kamar harian. Beda kalau di hotel," kata Ucup. Untuk mencari dan memilih wanita panggilan, Ucup menggunakan aplikasi MiChat di ponselnya.
Para wanita itu biasanya pakai status 'open, ready, bo, bumil, BU, cari yang serius, toge, panggilan, tunai, atau stay include'. "Kalau sudah ketemu, cukup dichat tanya harga dan lokasi. Bahkan tawar menawar belum deal, si perempuan itu sudah memberikan lokasi tempatnya ngekos dimana," terangnya.
Ucup mengaku sudah menggunakan tiga kos eksklusif di Kota Semarang untuk tujuan tersebut. "Kos eksklusif itu kan bebas. Beda jenis boleh masuk. Tidak ada larangan jam kunjungan," kata Ucup. (*)
Baca juga: PENELUSURAN : Makin Marak Kos Mewah di Semarang Jadi Tempat Mesum, Tian Sering Bawa Pria Masuk Kamar
Baca juga: Hasil Lengkap dan Klasemen Liga Italia: Inter Milan Teratas Diikuti AS Roma dan Lazio
Baca juga: Masihkan Sentimen Tapering Pengaruhi IHSG Hari Ini, Ini Saham-saham yang Bisa Anda Lirik
Baca juga: Akankah Relaksasi PPnBM DTP 100% yang Dikeluarkan Menkeu Akan Dilanjutkan?