Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Kronologi Seorang Pria Ngaku Jenderal Bintang Dua Dihajar Warga hingga Ngadu Ke Polda Jabar

Seorang pria yang mengaku Jenderal Bintang Dua dan diduga mengalami penganiayaan di Desa Sukalaksana Kecamatan Samarang Kabupaten Garut, mengadu ke Po

Editor: m nur huda
Ilustrasi pemukulan.(Kompas.com/ Ericssen) 

TRIBUNJATENG.COM, BANDUNG - Seorang pria yang mengaku Jenderal Bintang Dua dan diduga mengalami penganiayaan di Desa Sukalaksana Kecamatan Samarang Kabupaten Garut, mengadu ke Polda Jabar.

Pria yang mengaku Jenderal Bintang Dua tersebut berinisial YIS tersebut telah melaporkan kasus sugaan penganiayaan pada Sabtu (21/8/2021) sore.

"Sejauh ini masih didalami di Ditreskrimum Polda Jabar, laporannya soal penganiayaan," ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago kepada Tribun saat dihubungi melalui telepon, Minggu (22/8/2021).

Baca juga: Bocah 4 Tahun Jadi Korban Penganiayaan Ibu Angkat, Video Aksi Kekerasan Beredar di Grup WhatsApp

Baca juga: Dikira Sudah Tak Berdaya, Korban Penganiayaan Lari saat Pelaku Gali Tanah untuk Menguburnya

Baca juga: Detik-detik Pelaku Penganiayaan Tewas Ditembak Polisi dari Jarak 1 Meter

Baca juga: Dor! Pelaku Penganiayaan Tumbang Ditembak saat Serang Petugas dengan Pisau

Kombes Erdi A Chaniago mengatakan karena laporannya sudah diterima, laporan ini tentu mereka tindaklanjuti. Kasus itu ditangani Ditreskrimum Polda Jabar.

"Akan diproses. Nanti akan klarifikasi dulu pada beberapa saksi yang ada saat kejadian," ujarnya.

Surat dengan kop Pemkab Garut Kecamatan Samarang Desa Sukalaksana bererda sejak kemarin. Isinya soal kronologi dugaan peristiwa penganiayaan.

Kepala Desa Sukalaksana, Oban Sobana, mengatakan peristiwa penganiayaan yang diduga dilakukan warganya ini berawal dari keributan yang terjadi di pertigaan Jalan Waluran Lebak, Kamis (19/8/2021).

Saat itu, seorang pengendara berinisial YIS, mengaku seorang jenderal bintang dua memaksa warga yang ada di lokasi untuk membongkar patok besi pinggir jalan yang berfungsi membatasi masuknya truk ke jalan utama desa.

Namun portal sebenarnya masih bisa dilewati oleh berbagai jenis kendaraan, bahkan truk engkel pengangkut sayuran.

Ketika warga menolak untuk membongkar dan mempertanyakan apakah sudah ada izin dari pemerintahan desa untuk membongkar patok tersebut, kata Oban, pria yang mengaku jenderal bintang 2 itu marah dan mengancam warga sambil mengacungkan golok dan meminta warga menghadirkan kepala desa.

"Karena katanya, 'jangankan kepala desa, bupati, atau gubernur sekalipun bisa ia berhentikan dari jabatannya saat itu juga'," kata Oban menirukan perkataan YIS saat itu.

Karena merasa takut akhirnya warga yang ada di sana pun menuruti perintah YIS. YIS, kata Oban, kemudian membawa patok besi itu menggunakan mobilnya menuju Kampung Sangiang Lawang, Desa Parakan.

Oban mengatakan, kejadian tersebut rupanya menyulut emosi warga. Akhirnya sekitar 150 orang warga berangkat menyusul YIS untuk mempertanyakan sikap dan tindakannya mengancam warga dan membongkar patok.

"Namun, kedatangan warga tersebut disambut dengan kata-kata mencemooh, dengan mempertanyakan mau apa pada datang, 'apakah untuk melakukan tindakan kriminal', sambil mengacungkan kembali golok yang dipegangnya," kata Oban.

Inilah, kata Oban, yang kemudian semakin memicu kemarahan warga sehingga terpancing emosinya dan melakukan tindakan pemukulan.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved