Berita Internasional
Masak untuk Taliban Tapi Rasanya Tidak Enak, Nasib Perempuan Ini Berakhir Mengenaskan
Sepekan menguasai Afghanistan, berbagai kabar mengenai perlakuan kasar pemberontak kepada wanita mulai terkuak
TRIBUNJATENG.COM - Perlakuan Taliban kepada prempuan di Afganistan menjadi sorotan.
Baru-baru ini dilaporkan Taliban tega membakar seorang perempuan.
Penyebabnya pun sangat sepele yakni karena masakan perempuan tersebut dinilai tidak enak.

Sepekan menguasai Afghanistan, berbagai kabar mengenai perlakuan kasar pemberontak kepada wanita mulai terkuak.
Mantan hakim Najla Ayoubi menuturkan, dia sudah berbicara dengan para korban mengenai perlakuan ekstrem yang mereka terima.
Kepada Sky News, Ayoubi mengungkapkan ada satu wanita yang dibakar karena dituding membuat masakan tidak enak kepada Taliban.
Baca juga: Inilah Kehebatan Satbravo-90 Paskhas Pasukan Elite TNI AU, Terlibat Evakuasi WNI dari Afghanistan
Baca juga: Kelakuan Agung Setelah Bunuh Pacar Secara Kejam, Perut Diinjak, Kondisi Menyedihkan Janin Diungkap
Baca juga: Kronologi Seorang Pria Ngaku Jenderal Bintang Dua Dihajar Warga hingga Ngadu Ke Polda Jabar
"Mereka memaksa warga untuk memberikan atau membuatkan mereka makanan," paparnya seperti diberitakan New York Post Sabtu (21/8/2021).
Ayoubi yang kini menjadi salah satu ketua di organisasi Every Woman Treaty berujar, ada juga perempuan yang dijual.
Dilansir Daily Mirror, para perempuan itu dimasukkan ke dalam peti dan dibawa sebagai budak seks ke negara lain.
Terdapat juga laporan ada keluarga yang dipaksa menikahkan putri mereka yang masih kecil kepada anggota Taliban.
Maupun kabar yang beredar seorang perempuan ditembak mati oleh kelompok pemberontak karena tak mengenakan burka.
"Saya tidak melihat janji mereka bahwa wanita harus bekerja, sementara mereka melakukan kekejaman seperti itu," kecamnya.
Ayoubi yang kini mengasingkan diri di AS menerangkan, dia sudah mengumpulkan laporan mengenai penyiksaan terhadap perempuan di Afghanistan.
Laporan-laporan itu dikumpulkan dari rekannya sesama aktivis, yang kini terpaksa bersembunyi setelah pemberontak berkuasa.
Ayoubi mengatakan kehidupan di bawah kekuasaan pemberontak adalah mimpi buruk.