Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Masak untuk Taliban Tapi Rasanya Tidak Enak, Nasib Perempuan Ini Berakhir Mengenaskan

Sepekan menguasai Afghanistan, berbagai kabar mengenai perlakuan kasar pemberontak kepada wanita mulai terkuak

Editor: muslimah
AL JAZEERA / AFP
Gambar yang diambil dari televisi Al-Jazeera yang berbasis di Qatar pada Senin (16/8/2021), menunjukkan Anggota Taliban mengambil alih istana kepresidenan di Kabul, setelah presiden Afghanistan terbang ke luar negeri. 

TRIBUNJATENG.COM - Perlakuan Taliban kepada prempuan di Afganistan menjadi sorotan.

Baru-baru ini dilaporkan Taliban tega  membakar seorang perempuan.

Penyebabnya pun sangat sepele yakni karena masakan perempuan tersebut dinilai tidak enak.

Kondisi Afganistan setelah dikuasai Taliban. Foto dok. Tentara AS berjaga di sepanjang perimeter di bandara internasional di Kabul, Afghanistan, Senin, 16 Agustus 2021.
Kondisi Afganistan setelah dikuasai Taliban. Foto dok. Tentara AS berjaga di sepanjang perimeter di bandara internasional di Kabul, Afghanistan, Senin, 16 Agustus 2021. (AP PHOTO/SHEKIB RAHMANI via kompas.com)

Sepekan menguasai Afghanistan, berbagai kabar mengenai perlakuan kasar pemberontak kepada wanita mulai terkuak.

Mantan hakim Najla Ayoubi menuturkan, dia sudah berbicara dengan para korban mengenai perlakuan ekstrem yang mereka terima.

Kepada Sky News, Ayoubi mengungkapkan ada satu wanita yang dibakar karena dituding membuat masakan tidak enak kepada Taliban.

Baca juga: Inilah Kehebatan Satbravo-90 Paskhas Pasukan Elite TNI AU, Terlibat Evakuasi WNI dari Afghanistan

Baca juga: Kelakuan Agung Setelah Bunuh Pacar Secara Kejam, Perut Diinjak, Kondisi Menyedihkan Janin Diungkap

Baca juga: Kronologi Seorang Pria Ngaku Jenderal Bintang Dua Dihajar Warga hingga Ngadu Ke Polda Jabar

"Mereka memaksa warga untuk memberikan atau membuatkan mereka makanan," paparnya seperti diberitakan New York Post Sabtu (21/8/2021).

Ayoubi yang kini menjadi salah satu ketua di organisasi Every Woman Treaty berujar, ada juga  perempuan yang dijual.

Dilansir Daily Mirror, para perempuan itu dimasukkan ke dalam peti dan dibawa sebagai budak seks ke negara lain.

Terdapat juga laporan ada keluarga yang dipaksa menikahkan putri mereka yang masih kecil kepada anggota Taliban.

Maupun kabar yang beredar seorang perempuan ditembak mati oleh kelompok pemberontak karena tak mengenakan burka.

"Saya tidak melihat janji mereka bahwa wanita harus bekerja, sementara mereka melakukan kekejaman seperti itu," kecamnya.

Ayoubi yang kini mengasingkan diri di AS menerangkan, dia sudah mengumpulkan laporan mengenai penyiksaan terhadap perempuan di Afghanistan.

Laporan-laporan itu dikumpulkan dari rekannya sesama aktivis, yang kini terpaksa bersembunyi setelah pemberontak berkuasa.

Ayoubi mengatakan kehidupan di bawah kekuasaan pemberontak adalah mimpi buruk.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved