OPINI
OPINI : Pertumbuhan Ekonomi yang Manusiawi
Diakui dengan jujur, pandemi Covid-19 telah menggoncang stabilitas (per)ekonomi(an) dunia, termasuk di Indonesia. Pada Maret 2020, penelitian Jeanet S
Sudah saatnya, para penguasa dan pengusaha dengan jujur dan rendah hati melakukan dialog yang memperjumpakan antara bahasa ilmiah teknis dan bahasa rakyat. Sayangnya, pencapaian pertumbuhan ekonomi kerap berkelindan dengan visi konsumeristis. Itu tampak dalam kecenderungan menyeragamkan budaya dan mengurangi keberagaman budaya, yang merupakan harta kekayaan umat manusia yang seharusnya dihormati.
Keprihatinan mendalam sekarang ini adalah bahwa eksploitasi dan degradasi lingkungan hidup tidak hanya dapat menguras sumber-sumber daya mata pencaharian setempat, tetapi juga melemahkan keterampilan sosial yang telah memungkinkan suatu cara hidup yang sejak lama membentuk identitas budaya serta makna hidup dan tinggal bersama.
Karena itu, pentinglah memberikan perhatian khusus kepada masyarakat adat dan tradisi budaya mereka. Mereka bukan hanya suatu minoritas di antara yang lain, tetapi mereka harus menjadi mitra dialog utama, terutama ketika dikembangkan proyek-proyek besar yang mempengaruhi wilayah mereka (Paus Fransiskus, 2015, Ensiklik Laudato Si’, 145-146).
Pencapaian pertumbuhan ekonomi yang memerhatikan masyarakat adat dan kekayaan alamnya tanpa sikap eksploitatif, akan menghadirkan kesejahteraan integral yang bermartabat! (*)
Baca juga: OPINI Djoko Subinarto : Oligarki dan Tantangan Parpol Kita
Baca juga: OPINI Opik Mahendra : Petani Rempah Ngalap Berkah
Baca juga: OPINI Riza Maulana : Mewaspadai Kelompok OTG dalam Penyebaran Virus Covid 19
Baca juga: OPINI DR H Aji Sofanudin : Taawun untuk Indonesia