Berita Tegal
Keren, Juru Kunci Makam di Tegal Ini Manfaatkan Pemakaman Jadi Tempat Budidaya Lebah Klanceng
Siapa yang menyangka, Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang terkesan angker rupanya bisa menjadi tempat budidaya lebah madu.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: moh anhar
Ketua Yayasan Perlebahan Indonesia Membangun Alam Sejahtera (Yapimas), Abdullah mengapresiasi, masyarakat yang peduli lingkungan seperti juru kunci Makam Mbah Tunon.
Ia menilai, membudidayakan lebah sama halnya dengan melestarikan lingkungan.
Karena pembudi daya juga harus merawat tanaman-tanaman yang menjadi makanan lebah.
"Di sini kami lihat banyak tanaman yang mengandung pakan lebah. Termasuk cocok sebagai media yang bagus untuk perkembangan lebah," katanya.
Abdullah menjelaskan, budidaya lebah bisa menjadi penghasilan tambahan untuk juru makan.
Ia mengatakan, lebah klanceng dalam satu masa panen sekira tiga bulan, menghasilkan sebanyak 300 mililiter madu.
Sejumlah 300 mililiter harganya mencapai Rp 90 ribu sampai Rp 100 ribu.
Sementara lebah lokal apis cerana bisa menghasilkan madu per bulan sebanyak setengah kilogram.
Harga per 1 kilogramnya mencapai Rp 250 ribu.
"Budidaya ini sangat mudah. Yang penting itu lingkungannya lestari atau banyak tumbuhan yang menjadi pakan lebah," jelasnya.
Juru kunci Makam Tunon, Suwardi (68), mengaku sangat berterima kasih atas pelatihan yang diberikan peternak lebah yang tergabung dalam API.
Baca juga: Pemkab Pati Siapkan Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka, Tiap Kecamatan Satu SD dan Satu SMP
Baca juga: Akhirnya, Arab Saudi Akui Efektivitas 6 Vaksin Covid-19 Termasuk Sinovac
Ia akan mengaplikasikan ilmu yang diberikan agar bisa membuahkan hasil.
Menurut Suwardi, hasil panen madu akan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Sisanya akan dijual untuk mendanai pemugaran Makam Mbah Tunon.
"Saya sangat berterima kasih, terutama mengucapkan syukur alhamdulillah kepada Allah. Di sini saya akan menjaga dan memelihara budidaya lebah yang hasil madunya sudah jelas akan bermanfaat," ungkapnya. (*)