Berita Nasional
13.500 Anak Indonesia Kehilangan Orangtua Akibat Pandemi Covid-19
Belasan ribu anak-anak menjadi yatim-piatu lantaran kehilangan orangtua yang meninggal karena terinfeksi virus ini.
Alex menjelaskan menjalani isoman di rumah yang tak memadai justru bisa menyebabkan klaster keluarga.
Apalagi jika memiliki anggota keluarga yang rentan seperti lansia dan ibu hamil.
"Bagi mereka yang isoman tapi infrastrukturnya tidak memadai, yang kita khawatirkan nanti terjadi klaster keluarga.
Jadi seorang anak yang masih aktif, pulang ke rumah, dia isolasi mandiri dan kemudian positif tapi di rumah itu ada lansia dua orang atau ada ibu hamil.
Ini berpotensi mereka sakit, terinfeksi, perburukan.
Sehingga, jika di rumah berpotensi klaster lebih baik ke isoter," tutur Alex.
Alex menuturkan, menjalani isolasi di pusat isoter bisa menjadi pencegahan dini dari risiko perburukan gejala.
Sebab, kondisi pasien akan benar-benar dipantau oleh tim medis yang bersiaga di sana.
"Tapi kalau dipindahkan ke isoter, tentu ini akan ada deteksi dini dan pendampingan.
Apalagi dari pihak TNI Polri dan dari Kemenkes sudah menyiapkan obat-obatan paket, dan di isoter ini ada tim medis yang memberikan obat-obatan tersebut dan mengantisipasi tersebut.
Kalau terjadi perburukan, akan dengan segera bisa dibawa ke RS rujukan," ungkapnya.
Selain itu menjalani isolasi juga bisa mengurangi risiko penularan pada orang lain, misalnya seperti rekan di kantor.
"Akan lebih aman kita menyelamatkan diri kita, kita juga menyelamatkan orang yang kita sayangi.
Ini juga akan mengurangi kasus-kasus yang berpotensi menular antar sesama mereka yang satu kantor," kata Alex. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 1,5 Tahun Pandemi Covid-19, Belasan Ribu Anak Indonesia Kehilangan Orang Tuanya
Baca juga: BERITA LENGKAP : Satgas Covid-19: Jangan Berpuas Diri Penularan Turun