Berita Internasional
Bentrok dengan Oposisi di Panjshir, Taliban Tunda Pembentukan Pemerintahan Baru
Kelompok Taliban menunda pembentukan pemerintahan baru di Afghanistan karena masih terjadi bentrokan maut dengan gerilyawan atau oposisi di Provinsi P
Batas mingguan yang ditetapkan oleh Bank Sentral negara itu tetap ditutup selama lebih seminggu seusai Taliban mengambil alih Kabul pada 15 Agustus 2021.
Karena kurangnya kejelasan mengenai administrasi negara setelah Taliban menguasai Ibu Kota Kabul, IMF menghentikan akses Afghanistan ke sumber daya IMF, termasuk sekitar 440 juta dolar AS sebagai cadangan moneter baru.
Sementara itu, para pejabat AS mengatakan sebagian besar aset Bank Sentral Afghanistan sekitar 10 miliar dolar AS disimpan di luar negeri dan yang berada di luar jangkauan Taliban.
Menurut pemerintahan Joe Biden kepada media asing, setiap aset Bank Sentral Afghanistan yang disimpan di AS takkan dapat diakses oleh Taliban.
Tanpa perempuan
Sebelumnya beredar kabar bahwa pemerintahan baru Afghanistan akan diumumkan pada Jumat (3/9/2021) sore waktu setempat.
Dua sumber Taliban kepada AFP mengatakan, pPara penguasa baru itu sudah berjanji untuk lebih akomodatif dibanding saat mereka berkuasa dari 1996 hingga 2001 lalu.
Saat itu, rezim masih terkenal karena interpretasinya yang brutal dan keras akan hukum Islam, termasuk perlakuan terhadap perempuan yang dilarang sekolah, bekerja, dan tidak bisa bebas bergerak.
Saat ini semua mata tertuju pada Taliban. Apakah mereka dapat menghadirkan kabinet yang mampu mengelola ekonomi negara yang terpuruk dan menepati janji akan pemerintahan yang lebih inklusif. Spekulasi tentang susunan pemerintahan baru tersebar luas. Meski begitu, seorang pejabat senior mengatakan bahwa perempuan tidak mungkin dimasukkan.
Seorang juru bicara Taliban di Twitter pada Jumat (3/9/2021) pagi menulis bahwa Kementerian Luar Negeri Cina sudah berjanji untuk tetap membuka kedutaan besar di Afghanistan, serta berjanji meningkatkan hubungan dan bantuan kemanusiaan.
Di kota barat Herat, sekitar 50 perempuan turun ke jalan pada Kamis (2/9/2021) menuntut hak mereka untuk bisa bekerja dan memprotes kurangnya partisipasi perempuan dalam pemerintahan baru. "Adalah hak kami untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan keamanan," teriak para demonstran seperti disampaikan seorang wartawan AFP yang menyaksikan protes tersebut. "Kami tidak takut, kami bersatu," tambah mereka.
Salah satu penyelenggara aksi protes, Basira Taheri, kepada AFP mengatakan, dia ingin Taliban memasukkan perempuan ke dalam kabinet baru. "Kami ingin Taliban mengadakan konsultasi dengan kami," kata Taheri. "Kami tidak melihat ada wanita dalam pertemuan mereka," timpal Basira Taheri.(*)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Taliban Tunda Bentuk Pemerintahan Baru, Bentrokan Maut Terus Terjadi di Panjshir