Pendidikan
Mahasiswa di Jawa Tengah Mulai Kuliah Tatap Muka: Ada yang Pilih Daring
Di UPGRIS perkuliahan menggunakan metode blended learning, separuh mahasiswa belajar langsung dengan datang ke kampus dan sisanya tetap belajar daring
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Pembelajaran tatap muka atau luring di perguruan tinggi resmi dilaksanakan di beberapa universitas, Senin (6/9/2021).
Di Jawa Tengah, universitas yang sudah melaksanakan perkuliahan tatap muka antara lain Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo dan Universitas PGRI Semarang (UPGRIS).
Di UPGRIS perkuliahan menggunakan metode blended learning, separuh mahasiswa belajar langsung dengan datang ke kampus dan sisanya tetap belajar daring atau online.
Meskipun demikian, pelaksanaan kuliah tatap muka tetap mengutamakan prinsip bersyarat dan bertahap.
Artinya, ada pembatasan jam kuliah serta ruang kelas hanya diisi maksimal 50 persen dari kapasitas normal.
Setiap mahasiswa yang mengikuti kuliah tatap muka wajib mengikuti tahapan prosedur protokol kesehatan, meliputi cuci tangan dan pengecekan suhu.
Puluhan mahasiswa Fakultas Hukum UPGRIS yang mengikuti kuliah tatap muka perdana duduk dengan jarak 1,5 meter dengan yang lain untuk mengikuti protokol kesehatan.
Tampak sejumlah tempat duduk kosong. Di depan meja dosen terdapat tripod atau penyangga kamera kecil untuk pembelajaran daring.
Sesekali dosen bertanya kepada mahasiswa baik yang hadir secara langsung di kelas juga dan kepada mahasiswa yang hadir tatap maya atau daring.
"Memang di hari pertama ini belum semua dosen terbiasa merakit fasilitas yang kami sediakan untuk learning management system dengan sistem blended (daring dan luring). Ada peralatan tripod dan kamera. Sehingga mahasiswa yang mengikuti pembelajaran baik dari kelas atau rumah tetap terlayani dengan baik," kata Wakil Rektor I UPGRIS, Dr Sri Suciati.
Pihaknya memberikan kebebasan kepada mahasiswa apakah mau mengikuti perkuliahan secara daring atau luring.
Pada pekan pertama ini, ada mahasiswa yang enggan mengikuti kuliah langsung dengan berbagai alasan.
"Kami sempat bertanya, mereka ada yang sudah nyaman kuliah dari rumah karena bisa beraktivitas yang lain, ada yang masih sakit, beberapa mahasiswa belum mendapatkan kos, ada juga yang tidak boleh oleh orangtua. Kami fleksibel," jelasnya.
Namun demikian, Sri Suciati menuturkan pada hari pertama kuliah, banyak mahasiswa yang kegirangan senang karena bisa ketemu dengan teman kuliah, dosen.
Mereka seolah kangen dengan suasana kampus.