Berita Semarang
UPDATE Pembangunan Kawasan Pasar Johar Semarang, Cuma untuk Pedagang Eceran
Pemerintah Kota Semarang akan menata pedagang ecer di kawasan tersebut. Sedangkan pedagang grosir akan dibangunkan pasar induk tersendiri.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Kawasan Johar yang semula dikenal menjadi pusat grosir di Kota Semarang akan beralih fungsi. Pemerintah Kota Semarang akan menata pedagang ecer di kawasan tersebut. Sedangkan pedagang grosir akan dibangunkan pasar induk tersendiri.
Plh Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Mujoko Raharjo mengatakan, ada enam blok yang nantinya ditempati pedagang di kawasan Johar.
Masing-masing Johar Tengah, Johar Utara, Pasar Kanjengan, Johar Selatan, Alun-alun Johar, dan Shopping Center Johar (SCJ). Enam blok tersebut hanya diperuntukkan bagi pedagang ecer.
Menurutnya, kondisi di lapangan tidak memungkinkan untuk pasar grosir. Kawasan Johar tidak memungkinkan untuk bongkar muat kendaraan besar.
"Johar saat ini hanya untuk retail, ecer, karena untuk pedagang grosir ditempatkan di Johar banyak sekali kendala mulai dari bongkar muat tidak ada tempat, akses jalan dan manuver kesulitan," ujar Mujoko, Selasa (7/9).
Mujoko menjelaskan, hasil input data yang dilakukan pedagang sudah terlihat kategori grosir dan retail. Dia mencontohkan, pedagang skala besar biasanya memiliki lebih dari dua lapak. Mereka, ucap dia, sudah masuk kategori grosir. Sedangkan penataan yang diatur dalam perwal, Dinas Perdagangan memberikan kebijakan satu pedagang hanya akan mendapatkan satu lapak. Dengan demikian pedagang grosir nanti tidak bisa menempati kawasan Johar.
Pedagang grosir rencananya akan dibangunkan pasar induk di Pasar Rejomulyo. Pemerintah Kota Semarang kini tengah mengajukan anggaran kepada pemerintah pusat untuk pembangunan pasar induk. "Proposal sudah diproses, di sana juga ada sudah ada kajian untuk masuk ke Kementerian Perdagangan, Menteri Perkonomian dan PUPR. Bila disetujui, kami bangun di Rejomulyo," terangnya.
Dia membeberkan, total anggaran yang diajukan kepada pemerintah pusat untuk pembangunan pasar induk sebesar Rp 100 miliar. Setelah itu, masih ada proses yang cukup panjang mulai dari kajian, Amdal, detail engineering desain (DED), dan lain-lain.
Sebelumnya, Disdag Kota Semarang tengah mempersiapkan pemindahan pedagang dari tempat relokasi di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) ke kawasan Johar.
Pemindahan dilakukan bertahap mengingat kapasitas belum dapat menampung seluruh pedagang. Mujoko mengatakan, petugas masih melakukan klarifikasi dan verifikasi untuk penempatan pedagang. Rencananya, pemindahan dari tempat relokasi ke kawasan Johar akan dilakukan pada 23 September mendatang.
"Yang sudah terverifikasi ada 2.600 pedagang. Mungkin sudah berubah lagi karena sistemnya jalan terus. Yang siap ditempati baru Johar Utara, Tengah, dan Kanjengan. Itu sekitar 2 ribu lapak," kata Mujoko, Senin (6/9).
Dia mengimbau pedagang tak usah khawatir jika belum mendapatkan lapak. Setelah penempatan pedagang di tiga blok tersebut, Pemerintah Kota Semarang akan melakukan penataan tahap selanjutnya yaitu di Johar Selatan, Alun-alun Johar, dan SCJ. Dikatakan, lapak di bawah Alun-alun Johar sebenarnya telah selesai digarap.
Hanya saja, pemerintah kota masih melakukan pembangunan alun-alun tahap tiga sehingga lapak yang terletak di basement belum dapat ditempati. Sedangkan, SCJ lantai 3-6 atau bangunan yang berada di depan Johar Herritage, akan diserahkan ke Pemkot pada 2022 setelah masa kontrak habis.
"Nanti kami rehab dulu dan kami isi," imbuhnya.
Sistem zonasi, sambung Mujoko, masih digodok oleh Dinas Perdagangan. Pasalnya, ada beberapa pemikiran dalam penataan. Adapun pengundian lapak akan dilakukan secara online. Pedagang yang sudah terverifikasi akan masuk ke sistem barcode.