Berita Kendal
Harga Tembakau Kendal Naik Rp 7.000 Pas Panen Raya
Harga Tembakau di Kendal mengalami kenaikan Rp 7.000 saat panen raya. Hal ini melegakan petani tembakau.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Petani tembakau di Kabupaten Kendal sedikit lega pada panen raya tembakau saat oandemi Covid-19 2021 ini.
Di banding panen raya tahun sebelumnya, harga tembakau di tingkat petani pada panen raya tahun ini mengalami kenaikan Rp 7.000.
Dari semula Rp 31.000 per kilogram menjadi Rp 38.000 per kilogram rajang kering.
Demikian pula untuk daun tembakau bagian bawah atau samparan, dibandrol Rp 25.000 per kilogram, lebih tinggi Rp 8.000 dari harga tahun sebelumnya Rp 17.000 per kilogram.
Kepala Dusun Jenarsari Utara, Kecamatan Gemuh, Taswadi mengatakan, membaiknya harga tembakau beberapa tahun terakhir ini memicu banyaknya petani yang mulai menenam tembakau.
Kata dia, pada 2021 ini, 50 persen lebih lahan sawah di desanya ditanami tembakau dari luas total lahan persawahan sekitar 160 hektar.
Ia mengatakan, petani di wilayahnya pada dasarnya suka menanam tembakau apabila daya beli dari pabrikan cukup tinggi.
Meskipun beberapa petani lainnya juga memilih bercocok tanam komoditi jagung, buah, hingga sayuran.
"Harga tembakau tahun kemarin sudah naik, dan sekarang alhamdulillah ada kenaikan yang cukup signifikan," terangnya, Kamis (16/9/2021).
Dewan Penasihat Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Kendal, Mundakir mengatakan, kualitas tembakau tahun ini juga terbilang lebih bagus dibanding tahun kemarin.
Menurutnya, salah satu faktor naiknya harga tembakau di Kendal dikarenakan tanaman tembakau di beberapa daerah banyak yang rusak.
Tahun ini, baru terpakai sekitar 2.400 hektar lahan yang ditanami tanaman tembakau di Kendal.
Masih terlampau jauh dari luasan lahan tanaman tembakau di Kabupaten Kendal mencapai 5.600 hektar.
Beberap petani di wilayah kecamatan lain masih bertahan pada komoditi tanaman lainnya.
"Kalau petani yang menanam tembakau sudah ada peningkatan, tapi belum drastis. Dulu satu Kendal yang menanam tembakau mencapai 5.600 hektar, kalau sekarang baru 2.400-an hektar," jelasnya.
Sebagai Dewan Penasihat APTI Kendal, Mundakir berharap, kemitraan antara petani dengan pabrik terus dipertahankan, sebagai kemitraan yang saling menguntungkan.
Dengan itu, kesejahteraan petani tembakau akan meningkat seiring panen yang melimpah dengan harga jual yang menjanjikan. (Sam)