Kebakaran Lapas Tangerang
Puluhan Napi yang Selamat dari Kebakaran Lapas Tangerang Alami Trauma dan Mimpi Buruk
Kebakaran Lapas Tangerang yang menewaskan 49 warga binaan menyisakan trauma dan kecemasan cukup berat bagi para narapidana yang selamat.
TRIBUNJATENG.COM, TANGERANG - Dinas Kesehatan Kota Tangerang bersama pihak Lapas Kelas I Tangerang membuka layanan trauma healing setelah insiden kebakaran hebat yang melanda lapas tersebut.
Kebakaran Lapas Tangerang yang menewaskan 49 warga binaan menyisakan trauma dan kecemasan cukup berat bagi para narapidana yang selamat.
Dinkes Kota Tangerang menyebut ada 83 narapidana yang mengalami cemas dan sulit tidur setelah kejadian yang terjadi di penjara berusia 42 tahun tersebut.
Baca juga: Napi WNA Portugal Korban Kebakaran Lapas Tangerang Batal Dikremasi, Ternyata Muslim
Kepala Bidang pengendalian dan pemberantasan penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tangerang Dokter Indri Bevy mengatakan, pihaknya telah melakukan trauma healing kepada 83 narapidana yang selamat dari peristiwa tersebut.
Selanjutnya, trauma healing juga dilakukan pada petugas lapas yang berjaga saat kejadian.
"Trauma healing saat ini difokuskan pada para napi.
Setelah itu dilanjutkan ke petugas yang berjaga saat kejadian," kata Bevy Jumat (17/9/2021).
Bevy menjelaskan sejak hari kedua pascakebakaran, tim Dinkes Kota Tangerang sudah turun untuk melakukan pendekatan, penenangan dan pendalaman bagi korban.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh apa gangguan psikis atau mental yang diderita korban selamat Blok C.
Pendekatan itu dilakukan juga untuk narapidana blok tetangga yang sekadar mendengar atau melihat langsung kejadian.
“Sebelum para napi bertemu dokter, Dinkes telah menyebar kuesioner dengan 29 poin pertanyaan.
Melalui tahapan itu, baru ditentukan mereka membutuhkan penanganan psikiater atau psikolog dengan berbagai status traumanya,” kata Bevy.
Kepala bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD Kota Tangerang Amir Ali mengatakan, melalui hasil kuesioner, diketahui para napi banyak yang mengalami kecemasan dan kesulitan tidur akibat terbawa mimpi buruk kejadian itu.
"Melalui tahapan skrining itu diketahui beberapa napi mengalami trauma yang cukup berat.
Melalui trauma healing ini belasan dokter psikiater dan psikolog diturunkan untuk mendampingi warga binaan," kata Amir.
Amir menambahkan, sejauh ini baru melakukan terapi kejiwaan dan terapi pengobatan.