Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ngopi Pagi

Fokus: Jadikan PTM Ajang Pencetak Kader Super Disiplin

Sejak pandemi covid-19 melanda negeri ini, sudah 18 bulan berlalu proses belajar mengajar di sekolah mengalami perubahan drastis.

Penulis: m nur huda | Editor: Catur waskito Edy
Grafis:Tribunjateng/Dok
Tajuk Ditulis Oleh Jurnalis Tribun Jateng, M Nur Huda 

Tajuk Ditulis Oleh Jurnalis Tribun Jateng, M Nur Huda

TRIBUNJATENG.COM - Sejak pandemi covid-19 melanda negeri ini, sudah 18 bulan berlalu proses belajar mengajar di sekolah mengalami perubahan drastis. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) diubah secara mendadak menggunakan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Namun, kini wabah berangsur mereda, secara bertahap KBM tengah berproses menuju Pembejalaran Tatap Muka (PTM) sepenuhnya. PTM bisa dilaksanakan di sekolah dengan syarat yang telah ditetapkan pemerintah.

Sekolah yang hendak memberlakukan KBM PTM diperlukan persiapan yang lengkap berkaitan dengan protokol kesehatan (prokes), baik di luar kelas maupun di dalam kelas, sebelum dan sesudah proses pembelajaran.

Prinsipnya, tidak ada alasan menunda PTM asalkan prokes diterapkan dengan ketat. Dengan prokes yang ketat, mestinya sekolah menjadi tempat paling aman dari virus.

Sudah mafhum, bahwa PJJ memiliki dampak buruk pada pembelajaran siswa. Dalam jangka panjang, perkembangan jiwa sosial anak kian terkikis karena minimnya interaksi dengan lingkungan luar.

Selain itu, anak-anak yang tidak bersekolah juga menghadapi risiko eksploitasi tambahan termasuk kekerasan fisik, emosional dan seksual. Begitupula pada guru, orangtua serta sarana prasarana sekolah.

Bagaimanapun, para tenaga didik dididik untuk mengawal pembelajaran siswa di kelas. Bahkan terdapat mata kuliah di perguruan tinggi jurusan kependidikan yang wajib ditempuh satu semester khusus mengenai metodologi pembelajaran melalui pengelolaan kelas, bukan PJJ.

Maka, pada momentum kembalinya PTM ini, menjadi sarana tepat untuk mendidik siswa lebih disiplin. Sebagai upaya pencegahan penyebaran covid-19, siswa harus dibimbing untuk disiplin menerapkan prokes.

Mendidik siswa agar menjadi lebih baik membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Jika hal itu dapat diterapkan secara disiplin, maka akan membuahkan hasil jauh lebih baik.

Perlu diingat, sekolah bukanlah sekadar belajar di ruang kelas. Sekolah memberikan pendidikan karakter, memberikan pelajaran sosial, mengajarkan persahabatan, keamanan dan lingkungan yang sehat. Semakin lama anak-anak tidak bersekolah, maka bekal itu akan hilang.

Ketika sekolah dilonggarkan, tanggungjawab guru serta tenaga kependidikan lingkungan sekolah adalah mutlak. Kesehatan harus jadi prioritas untuk meminimalisasi kembalinya sekolah ditutup. Ini penting, agar kesempatan anak-anak tumbuh kembang di usianya tidak sia-sia hingga kehilangan potensi pengembangan dirinya.

Penting lagi, saat PTM dibuka pasca-penutupan lebih dari setahun, sekolah perlu membuat perencanaan penyegaran pembelajaran untuk membantu siswa mengejar ketertinggalan sembari melanjutkan materi yang tengah berjalan.

Selain itu, perlunya memaksimalkan potensi teknologi digital di sekolah. Sebab, selama KBM PJJ, siswa telah banyak belajar mandiri memanfaatkan teknologi informasi. Hal ini jadi bekal untuk dapat dikembangkan sebagai penunjang pembelajaran.

Adapun, wabah covid-19 telah melanda seluruh dunia. Saat penyebaran mulai reda, seluruh Negara berlomba-lomba untuk bangkit, termasuk dunia pendidikan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved