Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

3 Bocah SD Menyeberangi Sungai Naik Kotak Gabus, Pemda: Itu Sudah Biasa

Dari video yang beredar, tampak tiga bocah SD berpakai lengkap dengan seragam, topi, dan tas, berada di dalam kotak.

instagram
Viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan tiga bosah SD menyeberangi sungai dengan menggunakan sebuah kotak busa.(Tangkapan layar Instagram) 

TRIBUNJATENG.COM - Tiga bocah berseragam SD menyeberangi sungai. 

Kabar itu jadi viral.

Kebanyakan netizen prihatin lantaran media yang digunakan anak-anak itu adalah sebuah kotak busa.

Mereka khawatir anak-anak itu tenggelam. 

Dari video yang beredar, tampak tiga bocah SD berpakai lengkap dengan seragam, topi, dan tas, berada di dalam kotak yang sangat pas dengan tubuh mereka.

Bocah-bocah tersebut mendayung kota busa dengan busa kecil yang berada di kedua tangan mereka menyeberangi sungai yang tampak keruh.

Dari penelusuran, lokasi dalam video itubberada di Desa Kuala 12, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan.

Saat dikonfirmasi, Kepala Urusan Perencanaan dan Keuangan Desa Kuala 12 Adi Perdana membenarkan peristiwa itu terjadi di desanya.

Adi mengatakan, yang dilakukan ketiga murid SD itu adalah hal yang biasa.

Anak-anak di desa di sana memang sudah biasa memanfaatkan kotak styrofoam sebagai pengganti perahu saat pergi ke sekolah.

Biasanya, menurut Adi, para murid diantar dan jemput oleh orangtuanya menggunakan perahu atau speed boat.

Namun, kadang anak-anak menolak diantar dan memilih menggunakan styrofoam.

"Sudah 10 tahun ini anak-anak memanfaatkan kotak itu untuk bermain di sungai. Biasanya bisa sampai 7 atau 8 orang yang bermain menggunakan kotak itu," kata Adi Perdana melalui sambungan telepon, Sabtu (25/9/2021).

Menurut Adi, saat sekolah tatap muka dimulai kembali, anak-anak kembali memanfaatkan kotak styrofoam untuk berangkat ke sekolah sebagai pengganti perahu.

Biasanya mereka menyeberangi sungai yang lebarnya mencapai 120 meter.

Tak ada jembatan Adi mengakui bahwa di desa mereka belum ada jembatan yang menghubungkan dua sisi sungai.

Dengan lebar sungai 120 meter, tidak cukup membangun jembatan hanya dari dana desa.

"Bisa makan waktu 10 tahun kalau pakai dana desa. Selain itu, sungai tersebut merupakan jalur transportasi utama kapal yang membawa kendaraan maupun alat berat ke perusahaan-perusahaan yang ada di sana. Jadi kalau akan dibangun jembatan harus tinggi dan tentu memakan biaya mahal," kata Adi.

Sementara, Sekretaris Daerah Ogan Komering Ilir Husin justru merasa persoalan ini terlalu dibesar-besarkan.

Menurut Husin, sampai sekarang belum pernah dibicarakan kesulitan transportasi anak sekolah di desa tersebut.

"Kabupaten OKI luas wilayah mencapai 19.023 kilometer, terdiri dari daerah pesisir pantai. Bagi anak-anak yang tinggal di pesisir pantai, hal itu merupakan hal yang biasa. Walaupun ada sarana prasarana, masih ada saja anak yang melakukan hal yang sama seperti yang diviralkan," kata Husin.

Meski demikian, menurut Husin, kejadian kali ini sudah menjadi perhatian Bupati OKI Iskandar.

Bupati sudah memerintahkan jajaran di bawahnya untuk berkoordinasi dengan camat dan kepala desa.

"Sebenarnya bukan jadi permasalahan selama ini. Tapi kalau permasalahan kecil di tingkat desa ingin dibesar-besarkan, ya akan menjadi besar, tergantung dari sudut pandang kita menilainya," kata Husin.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Bocah SD Seberangi Sungai dengan Kotak Busa, Pemda OKI: Biasa Itu, Masalah Kecil Dibesar-besarkan Jadi Besar"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved