Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Bakul Gentong Cuci Tangan Gigit Jari: Dulu Omset Rp 60 Juta Sebulan, Sekarang Rp 3 Juta

Sebelum pandemi transaksinya bagus, satu bulan transaksi omzetnya bisa sampai Rp 40 juta sampai Rp 50 juta. Tahun 2019 hampir Rp 60 juta.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Daniel Ari Purnomo
Tribun Jateng/ Idayatul Rohmah
Pengunjung sedang mencari produk ke toko drum berbahan plastik di jalan Barito Semarang, Selasa (28/9/2021). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pandemi berkepanjangan membuat industri kecil berupa drum di jalan Barito Semarang semakin terpuruk.

Diakui Maman satu pelaku industri tersebut, dampak dirasakan kini semakin berat terutama pada omzet yang menurun tajam.

"Selama PPKM turun drastis. Setiap hari lakunya satu, terkadang malah tidak. Penurunannya sampai 90 persen," keluh Maman, Selasa (28/9/2021).

Maman memaparkan, sudah puluhan tahun ia menggantungkan hidup dari usahanya tersebut, yakni produksi beragam barang berbahan plastik mulai dari drum, gentong, jerigen, hingga tempat sampah.

Di samping itu juga produksi benda berbahan seng mulai dari tong sampah hingga tong tempat tahu.

Menurutnya sejak pandemi menerpa, usahanya menjadi sepi.

Ia menyebutkan, tahun 2019 lalu pihaknya masih mampu meraup omzet hingga Rp 60 juta per/bulan.

Namun saat ini, disebutkan hanya mencapai sekitar Rp 3 juta per/bulan.

"Sebelum pandemi transaksinya bagus, satu bulan transaksi omzetnya bisa sampai Rp 40 juta sampai Rp 50 juta. Tahun 2019 hampir Rp 60 juta. Sekarang boro-boro, buat makan susah. Perhitungan saya tiga bulan belakangan ini kisaran Rp 3 juta sampai 5 jutaan per/bulan," ungkapnya.

Maman menyebutkan, dirinya kini sudah tak mampu lagi menyiasati sepinya penjualan.

Menurutnya, ia sebelumnya sempat mencoba menjual tempat cuci tangan karena ramai permintaan.

Namun disebutkan, penjualan tempat cuci tangan tersebut kini meredup sebab menjamurnya penjual dan sudah meratanya penyediaan benda tersebut di berbagai tempat.

Ia pun mengaku terpaksa menghentikan produksi tempat cuci tangan karena sudah tidak adanya permintaan.

"Setengah tahun lalu, banyak produk seperti ini (tempat cuci tangan). Banyak permintaan untuk RT. Sekarang sudah bekasnya karena sudah merata, sudah sepi," tuturnya.

Sementara itu ia menambahkan, di tengah kondisi pandemi ini juga membuat harga bahan baku turut meningkat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved