Berita Semarang
Warga Cebolok Semarang Kaget, Hujan Baru Sejam Sudah Banjir: Kami Langsung Angkat Kasur
Warga Kampung Cebolok, Sambirejo, Gayamsari, mengeluhkan kawasan mereka mudah terendam banjir saat hujan deras mengguyur.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Warga Kampung Cebolok, Sambirejo, Gayamsari, mengeluhkan kawasan mereka mudah terendam banjir saat hujan deras mengguyur.
Semisal hujan deras pada malam hari yang terjadi dalam dua hari terakhir.
Meski hujan hanya sekira satu jam namun intensitasnya cukup deras.
Akibatnya, kawasan jalan raya Gajah, Sambirejo, Gayamsari, tepatnya depan kampung Cebolok 2 dan Cebolok 3 terjadi banjir.
Ketinggian air mencapai 50 sentimeter sampai 60 sentimeter.
Bahkan, air sempat masuk ke perkampungan warga.
Ketua RT 2 RW 1 Sambirejo Muh Chaerul Arifin menuturkan, selama dua hari terakhir warga cemas.
Lantaran begitu hujan deras turun dapat dipastikan jalan kampung langsung terendam.
"Air juga masuk ke rumah warga," ujarnya Selasa (28/9/21).
Menurutnya, kondisi itu dipicu lantaran ada drainase yang salah dan macet sehingga air tidak lancar.
"Mohon pihak terkait segera memikirkan ini karena sangat tidak nyaman apalagi ini mulai musim penghujan,” pintanya.
Sementara, Ketua RT 3 RW 1 Gunawan mengaku, kaget saat hujan deras pada Minggu malam kemarin.
Jalan kampungnya langsung tergenang air 30 sentimeter.
Tak hanya itu, sebagian besar rumah warga kebanjiran.
Padahal ketika itu, hujan turun sekira satu sejam.
Air sungai depan pemukiman langsung meluap masuk ke kampung.
Kejadian itu tak diprediksi para warga sebelumnya.
"Warga langsung angkat-angkat kasur dan barang-barang penting akibat ketinggian air terus naik,” jelasnya.
Ia meminta pihak Pemerintah Kota Semarang segera membenahi drainase di sepanjang jalan Gajah.
"Sebab ketinggian sungai dan jalan sejajar sehingga begitu hujan air langsung meluap ke jalan," terangnya.
Ketua RW 1 Sambirejo M.Nur Eko Subiyanto menjelaskan, kondisi banjir di wilayahnya belakangan ini memang kerap terjadi.
Terutama saat hujan deras air pasti masuk ke kawasan perkampungan.
Dikatakannya, sungai di jalan Gajah konturnya telah sejajar dengan jalan.
Apalagi sungai tidak ada talutnya sehingga air langsung merangsek ke jalan.
Hal itu diperparah dengan kedua wilayah resapan air di Sambirejo berkurang.
Di antaranya dengan dibangunnya sebuah perumahan di kawasan RW 1.
Kawasan perumahan tersebut, dahulu merupakan sawah dan rawa.
Air bisa masuk ke situ sekarang sudah diurug tinggi untuk dibangun perumahan.
"Otomatis air pindah ke kampung-kampung kami yang lebih rendah,” bebernya.
Ia meminta kepada Pemerintah Kota Semarang segera mencari solusi keadaan ini agar wilayahnya terhindar dari banjir.
Kini banyak warganya yang mengeluh dengan kondisi tersebut.
"Sekarang hujan sebentar saja pasti air masuk ke kampung dan akses keluar terhambat karena jalan depan kampung banjir," tuturnya.
Terpisah, Lurah Sambirejo Akbar Ali Nurdin mengatakan, Pemkot Semarang telah berupaya mengatasi hal itu.
Di antaranya dengan memaksimalkan Pompa Kandang Kebo.
Pihak PU juga sudah berupaya memangkas lamanya proses air masuk ke pompa Kandang Kebo namun terhambat oleh banyaknya sekat dan kecilnya akses.
Selain itu, sudah dilakukan peninggian jalan sepanjang 100 meter tepatnya di depan Cebolok 1 ke arah utara.
"Semoga nantinya segera terealisasi peninggian jalan di sepanjang jalan Gajah,” terangnya.
Ia menuturkan, sebenarnya dari dinas terkait dan Pemerintah Kota Semarang sudah menganggarkan untuk penyelesaian masalah banjir di jalan Gajah.
Akan tetapi masih terkendala dengan adanya massa Pandemi ini jadi sementara anggaran banyak terserap untuk penanganan Covid-19.
Di sisi lain, ia berharap, nantinya di wilayah Sambirejo ada semacam kolam retensi untuk menampung debit air berlebih di wilayah Kelurahan Sambirejo.
Ia juga mengajak masyarkat agar tidak membuang sampah ke sungai atau saluran air.
"Di antara kendala pompa kandang kebo macet disebabkan sering tersumbat sampah yang ikut terbawa air," tandasnya. (Iwn)
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :