Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Nasib Pemandu Wisata Banyumas Kehilangan Pekerjaan, Mau Tak Mau Jadi Penambang Pasir Sungai

Beginilah nasib pemandu wisata di Banyumas yang kini beralih pekerjaan jadi tukang tambang pasir.

istimewa
Suho (45), warga Desa Karanganyar, Kecamatan Jatilawang saat bekerja sebagai pengeruk pasir, Selasa (5/10/2021).  

TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Menjadi salah satu orang yang kehilangan pekerjaan karena pandemi, tidak menyurutkan semangat Suho (45), warga Desa Karanganyar, Kecamatan Jatilawang bekerja sebagai pengeruk pasir. 

Dirinya berjuang menjadi pengeruk pasir secara tradisional di Sungai Serayu Jatilawang.

Bermodalkan kapal kecil yang terbuat dari bambu dan peralatan serok pasir sederhana, ia berangkat sekira pukul 03.30 WIB. 

Tak ada rasa takut dirinya menuju ke tengah Sungai Serayu.

Sebelumnya Ia bekerja sebagai pendamping wisata desa sekaligus tour guide wisatawan yang hendak berlibur di Kabupaten Banyumas.

Namun, selama pandemi ini, banyak objek wisata yang tutup, wisatawan yang sepi.

Sehingga tidak ada desa-desa yang mengembangkan wisata. 

Diakuinya penambang pasir, saat ini menjadi pekerjaan utamanya. 

"Sejak 2020 awal, memang sudah sulit mendapatkan pekerjaan di wisata. 

Saya bingung, menganggur hingga kepikiran buat menambang pasir, karena itu juga dekat dengan rumah saya," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com, Selasa (5/10/2021). 

Sehari dari menambang pasir dari pagi buta hingga sore hari, dirinya mendapatkan bayaran sekitar Rp 75 ribu. 

Hal itu berbanding terbalik pada saat dirinya menjadi pendamping desa wisata yang penghasilan satu bulannya mencapai Rp 5-6 juta. 

"Cukup, namun sangat pas-pasan untuk kebutuhan sehari-hari. 

Terlebih dirinya harus menghidupi keluarga, serta menyekolahkan anaknya," katanya. 

Karena kesulitan ekonomi itu pulalah yang menjadikannya rencana kuliah anaknya tertunda. 

"Saya bilang ke anak saya tidak bisa kuliah sekarang. 

Anak saya satu lagi itu masih SD," ujarnya. 

Demi menambahkan penghasilan, istrinya bahkan ikut bekerja di sekitar tempat penambang pasir sebagai penjual kopi. 

Ia mengaku tidak mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah. 

Namun, sekali lagi hal tersebut tidak mematahkan semangatnya untuk terus berjuang, terus menghidupi keluarganya.

Suho juga merupakan orang yang aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. 

Tidak jarang dirinya membantu masyarakat desanya untuk membentuk kelompok-kelompok, dari mulai kelompok tani, hingga kerajinan lainnya.

Memang, tidak ada bayaran, namun Ia menyukai karena bisa bersosialisasi dan membantu sesama. 

Ia mengaku ingin bekerja lagi di seputar wisata kembali.

Karena dia senang bersosialisasi dan mengobrol dengan orang baru. (Tribunbanyumas/jti) 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved