Berita Regional
Warga Terpapar Paham NII Tersebar di Sejumlah Kecamatan di Garut, MUI: Lebih Berbahaya dari ISIS
"Ini sangat krusial yang harus segera ditangani, kelompok NII ini lebih berbahaya daripada ISIS (Islamic State of Iraq and Syria)," ujar Sirodjul.
NII, menurutnya, mempunyai modal yaitu saat mengisi kekosongan pemerintah Indonesia di Jawa Barat setelah hijrah ke Yogyakarta.
Saat itu, pada Februari 1948, di Desa Pangwedusan Cisayong, Tasikmalaya, perbatasan dengan Malangbong, Garut, atau yang dikenal dengan segitiga Garut diadakan pertemuan yang disebut dengan Konferensi Cisayong.
Dalam pertemuan tersebut hadir Hizbullah, Sabilillah, dan Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) yang menyepakati pembentukan Tentara Islam Indonesia (TII).
Negara Islam saat itu belum terbentuk. Kartosoewirjo saat itu menahan diri untuk melawan kekuasaan Republik Indonesia.
Setelah Agresi Militer Belanda II, baru lah Kartosoewirjo membentuk negara baru yakni Negara Islam Indonesia sebagai dalih atas serangan militer Belanda atas
Indonesia.
"Maka divonis oleh negara bahwa kelompok ini merupakan kelompok yang melakukan kudeta atau mendirikan negara," ucap Munir.
MUI bersama Forkopimda Garut saat ini tengan fokus berkoordinasi untuk segera menuntaskan permasalahan NII.
Menurutnya, jika dibiarkan akan lebih berbahaya.
"Saya sudah hampir tiap rapat koordinasi, membahas kondisi Garut soal kelompok ini.
Ini sangat krusial," ujarnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul MUI Sebut Warga yang Terpapar Radikalisme NII di Garut Tersebar di Sejumlah Kecamatan
Baca juga: Guru Honorer Menangis saat Mengajar di Hadapan Nadiem Makarim, Curhat Honor Rp 100 Ribu Per Bulan