Berita Sragen
Banyak Memakan Korban Jiwa, Bupati Sragen Minta PT KAI Segera Beri Palang Pintu di KA Bedowo
Pemkab Sragen menunggu PT KAI menyiapkan sarana dan prasarana berupa palang pintu di Dukuh Bedowo, Desa Jetak, Sidoharjo, Sragen.
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menunggu PT KAI menyiapkan sarana dan prasarana berupa palang pintu di Dukuh Bedowo, Desa Jetak, Sidoharjo, Sragen.
Ketiadaan palang pintu di perlintasan KA tersebut kerap menimbulkan kecelakaan. Nantinya untuk penjaga palang pintu tersebut, Pemkab Sragen berencana merekrut Tenaga Harian Lepas (THL).
Hal tersebut disampaikan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati usai melepas 21 atlet NPCI Sragen di ruang transit Pemkab Sragen, Rabu (13/10/2021)
Baca juga: Kakek 74 Tahun Dipenjara seusai Bacok Pria Dianggap Curi Ikan di Demak, Korban Bantah Tak Mencuri
Baca juga: Dinas Perdagangan Semarang: Pedagang Johar yang Belum Dapat Lapak Diikutkan Pengundian Tahap Dua
Baca juga: Jasad Seorang Wanita Ditemukan dengan Kondisi Mengenaskan di Kamar Kos di Jebres Solo
Yuni, sapaan akrabnya itu melanjutkan, saya ini masih dalam proses untuk mencari dan sebagainya. THL tersebut nantinya akan digaji dari anggaran APBD Kabupaten Sragen.
"Kami menunggu PT KAI memberi palang pintu di KA Bedowo tersebut. Bisa saja nanti penjaganya dari Pemda karena itu salah satu jalan besar Kabupaten, anggaran dari APBD."
"Karena jika dari desa itu harus dari swadaya masyarakat, jika diambil dari dana desa tidak bisa," terang Bupati Yuni, Rabu (13/10/2021).
Yuni melanjutkan untuk menjaga satu palang pintu KA, setidaknya membutuhkan lima orang karena harus menjaga selama 24 jam nonstop.
Ada shift pagi, siang, malam, sementara dua orang libur untuk bergantian.
Pemetaan Perlintasan KA Tanpa Palang
Perlintasan KA tanpa palang di Kabupaten Sragen dikatakan Bupati sangat banyak.
Dia mengatakan, oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Sragen telah dipetakan palang dengan resiko tinggi hingga rendah.
Yang menjadi permasalahan utama, belum adanya sumber dana yang jelas diperuntukkan untuk penjaga perlintasan KA tanpa palang pintu.
"Sebenarnya kalau dipetakan Dinas Perhubungan sudah ada, mana yang risiko tinggi, sedang, hingga rendah. Risiko tinggi memang harus diberikan palang pintu dan penjaga 24 jam."
"Masalahnya selama ini yang PT KAI tidak ada dana untuk menggaji penjaga, tapi kalau untuk membuat palang pintu itu bisa dianggarkan," lanjut Yuni.
Baca juga: Vaksinasi Bagi Ibu Hamil di Karanganyar Terus Digencarkan, Diharapkan Berlanjut ke Dosis Kedua
Baca juga: Derby Mataram, Pelatih PSIM Jogja Sebut Pemain Tidak Tampil Lepas saat Lawan Persis Solo
Baca juga: Sopir Truk Mengeluh saat Melintasi Jalan Pantura Semarang, Macet Parah, Boros Solar hingga 20 Liter
Dirinya juga bisa mengajukan atau meminta kepada PT KAI untuk menyediakan sejumlah palang pintu KA agar dianggarkan di tahun depan atau kapanpun secara bertahap.