Unika Soegijapranata Semarang
Matching Fund Kedaireka Kemendikbudristek, Unika Ciptakan Startup Nusa untuk Kembangkan Desa Wisata
Perkembangan pariwisata sangat pesat di beberapa dekade terakhir, khususnya sebelum pandemi Covid-19 melanda.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Perkembangan pariwisata sangat pesat di beberapa dekade terakhir, khususnya sebelum pandemi Covid-19 melanda.
Hal itu karena menjadi sumber devisa negara dan peningkatan ekonomi.
Begitu juga dengan desa wisata yang mana diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
Sehingga warga desa setempat tidak perlu berurbanisasi merantau untuk bekerja.
Baca juga: Dipermudah Kantor Imigrasi, Warga Kudus Tidak Perlu Susah Payah ke Semarang untuk Buat Paspor
Baca juga: Dinas Perdagangan Kota Semarang Imbau Pedagang Segera Tempati Lapak di Johar
Baca juga: MTsN 1 Pati Raih Prestasi Terbanyak se-Jateng, Kepala Madrasah Ali Musyafak Beberkan Kiat-Kiatnya
Desa wisata biasanya menyajikan tempat dengan konsep suasana kekhasan pedesaan.
Potensi pengembangan desa wisata sangat luas, bisa meliputi atraksi, akomodasi, makanan minuman (kuliner), serta kebutuhan wisata lainnya.
Dalam rangka pengembangan desa wisata, Unika Soegijapranata mendapatkan hibah pada program Matching Fund Kedaireka 2021 Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggagas startup Nusa.
Startup ini sebagai usaha peningkatan kapasitas dan promosi desa wisata sebagai aset pariwisata nasional.
"Perguruan tinggi diharapkan tidak menjadi menara gading. Riset-risetnya atau penelitiannya jangan hanya ada di publikasi jurnal dan buku saja, tetapi harus bisa sampai ke desa," kata Wakil Rektor Bidang Riset Inovasi dan Publikasi Unika, Robertus Setiawan Aji Nugroho saat acara Kick Off Meeting Focus Group Discussion Program Pengembangan Startup Nusa secara virtual, Selasa (12/10/2021).
Startup ini merupakan wujud pemberian sumbangsih dari perguruan tinggi untuk kemajuan desa wisata dan kepentingan masyarakat.
Pada pelaksanaannya, Unika melibatkan 9 desa wisata yang menjadi mitra program yang melibatkan dosen dan mahasiswa ini.
"Kami bersyukur bahwa program ini berhasil membawa apa yang dihasilkan di universitas langsung ke desa. Maka acara ini sungguh bermakna bagi Unika Soegijapranata dan kesejahteraan masyarakat desa pada umumnya," imbuhnya.
9 desa wisata yang menjadi mitra pada program ini meliputi Desa Wisata Kandri Kota Semarang, Lerep Kabupaten Semarang, Pentingsari Sleman, Candirejo Kabupaten Magelang, Hijau Jari Solah Bilebante Lombok Tengah, Karangrejo Kabupaten Magelang, Samiran Boyolali, Batulayang Kabupaten Bogor, dan Dieng Kulon Banjarnegara.
Ketua Program Pengembangan Startup Nusa untuk Peningkatan Kapasitas dan Promosi Desa Wisata, Rr MI Retno Susilorini menuturkan, beberapa masalah krusial dihadapi desa wisata terutama di masa pandemi covid yakni masalah kelembagaan, infrastruktur, promosi, income, dan keberlanjutan.
"Catatan besar yang ada dari permasalahan yang dihadapi desa wisata memerlukan solusi yang komprehensif dan terintegrasi. Tentunya, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, yaitu masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha dan industri," kata Retno.